Bisnis.com, JAKARTA-Banyak orang tua yang tidak sadar telah membentuk hidup anaknya menjadi tidak bahagia, karena sering membentak, berkata kasar dan memarahi buah hatinya secara berlebihan.
Farid Wajdi, Chief Executive Officer & Founder MIND Hypnotherapy Institute, mengatakan bahwa sorang profesor psikiatri bernama Martin Teicher menyatakan ketika orang tua berteriak kepada anaknya dapat berdampak rusaknya sruktur otak pada anak tersebut.
“Pada otak anak yang sering dibentak, saluran yang menghubungkan otak kanan dengan otak kirinya menjadi lebih kecil. Hal ini mempengaruhi area otak yang berhubungan dengan emosi dan perhatian,” katanya, Rabu (21/12/2016).
Menurutnya, perubahan yang terjadi nanti pada saat anak sudah dewasa akan menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian, resiko bunuh diri dan aktivitas otak yang mirip dengan epilepsi.
Dia mengutip pakar lain dari Fakultas Kedokteran Chicago, AS bernama Lise Gliot yang menyatakan bahwa satu bentakan dapat merusak milyaran sel otak anak, terlebih jika pola didikan dengan bentakan dan teriakan itu terjadi pada usia 0-6 tahun.
Sebab, lanjutnya, pola didikan dengan bentakan dan teriakan yang dialami anak pada saat usia golden age atau sekitar 0-6 tahun, pertumbuhan otaknya bisa terhambat. Karena sel otak yang baru tumbuh bisa gugur bila anak mendapatkan paparan suara bentakan dari orang tua.
“Meskipun dalam kepala anak terdapat lebih dari 10 triliun sel otak yang tumbuh, namun kerusakan otak anak pada masa pertumbuhan tidak bisa dikoreksi pada saat ia dewasa. Artinya, kerusakan otak anak tersebut dapat bersifat menetap atau permanen,” ujarnya.
Farid yang merupakan trainer Neuro Lingustic Programming Internasional menjelaskan hal tersebut terkait rencananya menyelenggarakan pelatihan Neurolinguistik parenting: Design your family happiness, di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta pada 29 Januari 2017.