Kabar24.com, JAKARTA - Sampah yang ditinggalkan pascaparade Bhineka Tunggal Ika atau aksi "Kita Indonesia" menjadi pembicaraan sementara kalangan.
Terkait itu, Nusron Wahid memberikan penjelasan bagaimana proses pembersihan sampah yang sempat tercecer massa aksi.
Nusron menyatakan 2.400 Relawan Nusantara (RelaNU) ikut ambil bagian dalam aksi "Kita Indonesia", di Bundaran Hotel Indonesia pada Minggu (4/12) dengan membersihkan sampah yang sempat tercecer selama berjalannya aksi.
"Kalau soal sampah, jam 11.20 WIB sudah bersih dan rapi. RelaNU langsung aksi. Kalau ada yang nulis aneh-aneh, pasti kejadian sebelum jam 11.20 WIB. Jadi jangan tendensius," kata Nusron, di Jakarta, Senin (5/12/2016).
Menurut tokoh muda NU ini, tidak ada yang perlu dipertentangkan mengenai aksi doa bersama pada tanggal 2 Desember lalu (212) dengan aksi Kita Indonesia pada tanggal 4 Desember (412). Keduanya sama-sama aksi yang baik karena untuk kepentingan Indonesia yang lebih baik.
"Sebagai komponen bangsa, kita harus solid dengan kemajemukan. Jangan seakan-akan Indonesia hanya dimiliki sekelompok tertentu yang ingin memaksakan kehendak," ujarnya.
Bangsa Indonesia, kata mantan Ketua Umum GP Ansor ini, adalah negara Pancasila. Dengan Pancasila sebagai dasar negara, maka komponen bangsa harus hadir dengan kemajemukan sesuai filosofi Pancasila.
"Aksi 212 motifnya agama, 412 motifnya kebudayaan. Kita ingin kebudayaan di Indonesia bagian strategi dakwah agama. Sebaliknya kita ingin agama tidak merusak tradisi kebudayaan Indonesia. Islam Indonesia bukan Arab atau Timur Tengah, melainkan Indonesia. Jadi sudah melengkapi, tidak perlu ada pertentangan," tegas politikus Partai Golkar ini.