Tidak satupun lobbyist, konsultan dan pengamat politik di Amerika yang bisa memperkirakan arah kebijakan politik luar negeri Amerika sampai dengan terbentuknya kabinet. Trump yang bangga menyebut dirinya sebagai Mr. Unpredictable semakin menyulitkan para pengamat utk memprediksi.
Namun demikian, hampir semua lobbyist meyakini tidak semua janji politik Trump selama masa kampanye akan betul-betul dia laksanakan. Ketika menempati Ruang Oval di Gedung Putih, Trump akan berhadapan dengan sistem politik yg terdiri dari berbagai cabang kekuasaan.
Meski Partai Republik memenangi kursi di Kongres, persetujuan kebijakan tidaklah semudah yang diperkirakan mengingat tipisnya perbedaan kursi Republik dan Demokrat di Senat.
China, Jepang dan Korsel adalah negara-negara yang akan terkena dampak langsung kebijakan polugri Amerika. Trump akan mengenakan pajak 40% thdp produk-produk China yang akan membuat berbagai barang buatan Cina tidak akan murah lagi.
Trump berkali-kali menyampaikan kebijakannya yang tidak akan lagi menjadikan AS sebagai polisi dunia. Jepang dan Korsel harus siap-siap menjaga keamanannya wilayahnya sendiri.
Pengamanan seperti saat ini hanya akan dilanjutkan apabila ada kesesuaian kompensasi dari kedua negara tersebut. Mengingat gentingnya posisi negaranya terhadap Amerika, minggu lalu PM Shinzo Abe berkunjung ke Trump di New York.
Menurut rencana dalam waktu dekat ini, sebelum pelantikan, Presiden Cina Xin Jin Ping dan PM Inggris Teresa May akan menemui Trump di Amerika.
Amerika di bawah Trump diprediksi akan sangat pragmatis dan berorientasi pada keuntungan. Trump sebagai Presiden dengan latar belakang pengusaha diyakini akan memimpin Gedung Putih dengan berorientasi pada hasil.
Orang-orang yang menurutnya terbaik akan direkrut di kabinet meski mereka sempat menjadi musuh. Mitt Romney salah satunya yang saat ini tercatat sebagai kandidat serius Menlu.
Semua lobbyist dan pengamat politik berpendapat sama, Asean belum menjadi faktor di mata Amerika. Namun tidak demikian dengan kita. Indonesia dianggap sangat strategis dan diprediksi akan memainkan peran penting di kawasan.
Status Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia yang telah berhasil memadukan Islam dengan demokrasi dan satu-satunya negara Asean yang ada di G 20 akan membuat Trump mau tidak mau menoleh Indonesia.
Akankah kita memanfaaatkan peluang ini? kita tunggu langkah Pemerintah dalam waktu dekat. Akankah Presiden Jokowi melakukan kontak khusus ke Trump sblm pelantikan? atau melakukan kunjungan sebagaimana yang dilakukan oleh PM Abe, Presiden Xi Jin Ping dan PM Inggris Teresa May? layak kita tunggu dan cermati.
*Tantowi Yahya: Anggota Komisi I DPR dari Partai Golkar