Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Australia membuka program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia (MEP) 2017 guna memperoleh pengalaman bagaimana Islam dan agama-agama lain diterapkan di Negeri Kanguru.
Program tersebut membuka kesempatan kepada para peserta untuk melakukan perjalanan ke Australia pada semester I/2017. Beberapa destinasi yang akan dikunjungi a.l. Melbourne, Sydney, dan Canberra.
“Di sana mereka akan bertemu dengan para pemimpin agama dan masyarakat serta memperoleh pengalaman kemajemukan multibudaya Australia,” papar siaran pers Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia, Selasa (22/11/2016).
Para peserta juga akan belajar mengenai masyarakat Muslim awal di Negeri Kanguru yang sudah terbentuk sejak 1650 dan berkunjung ke Museum Islam Australia dan Masjid Gallipoli yang bersejarah di Sydney.
Di Australia terdapat sekitar 175 masjid. Adapun, populasi Muslim mencapai setengah juta jiwa. Islam adalah negara dengan pertumbuhan tercepat di negara tersebut, dengan estimasi pertumbuhan mencapai 40% setiap tahunnya.
Hampir 50% umat Muslim Australia lahir di negara tersebut, bersama dengan warga Muslim yang baru saja tiba. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, mulai Timur Tengah, Asia Selatan, Eropa Timur, dan Asia Tenggara.
Di Australia, warga dari semua budaya dan agama dapat mengungkapkan kepercayaan mereka dan mempraktikkan agama mereka tanpa intimidasi dan tanpa campur tangan. “Australia bangga akan warganya yang majemuk dan dinamis yang berkomitmen pada negara dan budaya mereka.”
Sebagai bagian dari program pertukaran itu, tahun depan sekelompok warga Australia akan diterbangkan ke Indoensia. Tahun ini, peserta dari Australia berkunjung ke Candi Borobudur untuk menyaksikan perayaan Waisak dan candi Hindu, mengikuti Muslim Fashion Festival, dan bertemu dengan sejumlah organisasi, pemimpin, dan komentator.