Bisnis.com, MATARAM - Bank Indonesia NTB menilai perlambatan ekonomi pada triwulan III/2016 salah satunya dipengaruhi oleh melemahnya daya beli masyarakat.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB Prijono mengatakan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi sektoral dan sisi permintaan. Dalam sisi permintaan terdapat unsur konsumsi, investasi, ekspor, dan impor.
"Melambatnya karena ada perlambatan pada unsur konsumsi yang mengalami perlambatan karena daya beli masyarakat melemah," ujar Prijono di Mataram, Selasa (15/11/2016).
Prijono memaparkan konsumsi berpengaruh sekitar 60% terhadap pertumbuhan ekonomi NTB. Oleh karena itu, apabila terjadi sesuatu dengan konsumsi, dapat berakibat pada melambatnya pertumbuhan ekonomi NTB.
Namun, Prijono optimistis kondisi ini akan membaik pada triwulan IV/2016 yang pada akhir tahun tersebut akan ada banyak hari raya dan juga libur panjang.
"PR kita bersama untuk membuat daya beli masyarakat jangan sampai turun. Dari hasil beberapa survei BI menyebut ada kecenderungan pelemahan daya beli masyarakat," ujar Prijono.
Pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan III/2016 tercatat sebesar 3,47% secara year on year atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 9,67% year on year.
Perlambatan ekonomi NTB tercermin dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan dunia usaha provinsi NTB pada triwulan III/2016 tidak setinggi pada triwulan sebelumnya.
Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang atau SBT sebesar 9,28% lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 16,82%.
Pertumbuhan kegiatan usaha yang terbatas tersebut terutama disebabkan oleh perlambatan sektor perdagangan, hotel, dan restoran.
Selain itu, belanja pemerintah yang diharapkan mampu mendorong permintaan domestik, tertahan penundaan dana alokasi umum (DAU) dari pemerintah pusat, sehingga mendorong pemerintah daerah melakukan penghematan belanja.
Kondisi tersebut berdampak pada menurunnya pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan III/2016 menjadi 0,19% year on year, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya sebesar 5,2% year on year.