Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo kembali menekankan mengenai adanya aktor politik yang berupaya memecah belah dan mengadu domba masyarakat dengan menggunakan provokasi dan politisasi. Kalimat itu ditengarai merujuk pada pernyataan pers seusai aksi massa akhir pekan lalu.
Berbicara di hadapan 2.185 pasukan TNI yang telah bertugas mengamankan demonstrasi 4 November, Senin (7/11/2016), Presiden mengatakan sebagai panglima tertinggi TNI, dirinya memerintahkan kepada para prajurit agar tidak mentolerir gerakan-gerakan tersebut.
“Nanti kita lihat, nanti kita lihat [siapa aktor-aktornya]. [TNI] jangan ragu bertindak untuk keutuhan NKRI,” kata Kepala Negara.
Dia menyatakan sebagai negara yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan agama, suku dan ras yang berbeda-beda, dia merasa wajib mengingatkan secara terus-menerus mengenai kesatuan NKRI. Menurut dia, TNI dan polri adalah perekat yang bisa mempersatukan.
Usai pengarahan dalam apel tersebut, Presiden Jokowi meyalami satu per satu prajurit yang berada di barisan depan. Presiden kemudian mengatakan, hal itu dia lakukan untuk mengucapkan rasa terima karena para pasukan telah bekerja keras mengamankan aksi tersebut.
“Saya yakin bukan hanya saya, tapi seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke memberikan apresiasi atas soliditas, atas kekompakan, atas penggunaan cara-cara yang persuasif dalam menjaga keamanan Jakarta, dalam menjaga keamanan Tanah Air, sehingga unjuk rasa berlangsung tertib dan damai. Saya tahu di lapangan mereka bekerja keras dari pagi sampai pagi,” paparnya.
Dia melanjutkan soliditas dan kekompakan TNI harus dijaga di semua tingkatan. Presiden meminta TNI juga terus melakukan koordinasi dan sinergi dalam menhalankan tugas.
“Dan sebagai penglima tertinggi TNI, saya merintahkan untuk tegakan kesatuan komando, pegang teguh amanat sapta marga dan sumpah prajurit. Jaga soliditas, tunjukkan jati diri bhayangkari untuk negara dan bangsa Indonesia,” kata Jokowi.