Kabar24.com, JAKARTA—Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla merespons ‘perang urat syaraf’ yang dilontarkan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai intelligence error terkait demonstrasi 4 November 2016.
“Ya yang namanya manusia, kadang-kadang bisa benar, kadang-kadang bisa gak benar. Bisa error, bisa gak error. Hehehe,” ujar Jokowi ketika memberikan keterangan pers bersama Wapres Jusuf Kalla di beranda Istana Merdeka, Kamis (3/11/2016).
Sebelumnya, SBY melemparkan sinyal sekaligus gertakan kepada Pemerintah dalam konferensi pers di kediamannya di Cikeas. “Saudara-saudara, berbahaya jika di sebuah negara ada intelijen failure dan intelijen error. Ini istilah intelijen," ujar SBY.
Sementara itu, Wapres JK menyatakan bahwa perbedaan analisis terhadap informasi intelijen bisa terjadi.
Menurut dia, bisa saja yang ditangkap oleh SBY tidak sama dengan yang ditangkap oleg Pemerintah.
“Intelijen itu informasi yang kemudian dianalisa. Jadi informasi, dianalisa. Analisa kan boleh berbeda-beda kan. Mungkin yang ditangkap Pak SBY beda, analisa kita juga beda. Tapi itu biasa aja,” tuturnya.
JK menambahkan intelijen berperan penting dalam kehidupan bernegara. “Kalau negara tidak ada intelijen berarti tidak ada mata dan telinga. Intelijen itu adalah maksud baik. Jangan lupa itu.”