Kabar24.com, JAKARTA - Ribuan orang di Italia tengah menghabiskan malam di mobil, tenda dan akomodasi sementara setelah gempa keempat di area tersebut terjadi dalam tiga bulan terakhir.
Gempa berkekuatan 6,6 SR tersebut-yang terkuat di Italia dalam beberapa puluh tahun terakhir-terjadi di daerah yang berdekatan dengan lokasi gempa terakhir yang menewaskan 300 orang Agustus lalu.
Meski belum dilaporkan korban tewas, tapi setidaknya sudah ada sekitar 20 orang terluka. Gempa susulan masih terus meruntuhkan bangunan.
Di kota Norcia, di daerah Perugia, dekat dengan pusat gempa yang terjadi pada Minggu pagi, penduduk setempat memutuskan untuk tetap tinggal di rumah mereka. Sedangkan penduduk lainnya menghabiskan malam di tenda-tenda dekat kota atau tinggal di tempat penampungan sementara di Pantai Adriatik.
"Ini akan menjadi malam yang sulit, gempa 6,5 SR jelas mengubah situasi," kata ketua Pertahanan Sipil Italia, Fabrizio Curcio sebagamana dikutip BBC.co.uk, Senin (31/10/2016).
Penduduk Norcia, Stefano Boldrini, yang kini tinggal di sebuah van bersama anak perempuannya yang berusia 8 tahun, ditanya apakah dia akan tinggal di daerah tersebut.
"Tidak, kami tidak bisa. Tidak ada lagi sekolah atau gereja atau kantor polisi. Di sini tidak ada apa-apa lagi," katanya.
Basilika Santo Benediktus Norcia dari abad pertengahan termasuk salah satu situs sejarah yang hancur.
Evakuasi dari bangunan di Italia tengah yang rentan terhadap aktivitas seismik minggu lalu telah menyelamatkan banyak nyawa. Menurut pejabat berwenang, tiga orang yang diselamatkan dari reruntuhan di kota Tolentino berada dalam kondisi hidup.
Getaran akibat gempa terakhir terasa sampai ibu kota Roma yang kemudian mematikan jaringan kereta api Metro selain terasa sampai ke Venezia di utara.