Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SETOP KORUPSI: Jika Terlibat, Efek Negatif, Pejabat Bakal Diabaikan Masyarakat

Korupsi hingga kini tak ada habis-habisnya. Semakin diperangi, aksi tersebut, seperti malah semakin menantang. Bahkan pelakuknya pun tidak tanggung-tanggung, banyak dilakukan oleh pejabat negara yang sejatinya harus menjadi garda terdepan untuk memerangi korupsi.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpilih Agus Rahardjo melambaikan tangan di Gedung KPK di Jakarta, Senin (21/12). /Antara
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpilih Agus Rahardjo melambaikan tangan di Gedung KPK di Jakarta, Senin (21/12). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA -  Korupsi hingga kini tak  ada habis-habisnya. Semakin diperangi, aksi tersebut, seperti malah semakin menantang. Bahkan pelakuknya pun tidak tanggung-tanggung, banyak dilakukan oleh pejabat negara yang sejatinya harus menjadi garda terdepan untuk memerangi korupsi.

Gerakan melawan korupsi harus dilakukan secara besar-besaran. Benar jika kemudian Presiden Joko Widodo menyatakan permintaannya kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menghentikan tindak korupsi.

"Pada kesempatan yang baik ini, saya juga menegaskan sekali lagi stop korupsi. Sudah titik, untuk siapapun," kata Jokowi ditemui di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, pada Sabtu (17/9/2016) sore.

Menurut Presiden, pemerintah selalu menghormati penegakan hukum yang tengah dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi. "Saya meyakini  KPK dalam menangani sesuai dengan kewenangannya itu sangat-sangat profesional," ujar Jokowi.

Pengaruh korupsi pada Masyarakat:

1. Mengabaikan pejabat: Orang-orang mulai mengabaikan pejabat yang terlibat korupsi dengan berbicara negatif tentang dia.   Mengabaikan  pejabat  akan membangun ketidakpercayaan. Bahkan petugas kelas yang lebih rendah akan tidak sopan kepada petugas kelas yang lebih tinggi. Jadi, bahkan  mungkin perintah atasanya tidak akan dipatuhi. Bahkan ada insiden di mana seorang polisi kelas bawah diculik petugas kelas yang lebih tinggi karena  dia pergi ketika ditanya.

2. Kurangnya rasa hormat untuk penguasa: Penguasa negara dan bangsa seperti presiden atau perdana menteri kehilangan rasa hormat di kalangan masyarakat. Menghormati adalah kriteria utama dalam kehidupan sosial. Orang-orang pergi untuk pemungutan suara selama pemilu tidak hanya dengan keinginan untuk meningkatkan standar hidup mereka dengan memenangi pemilu, tetapi juga dengan menghormati pemimpin. Jika politisi terlibat dalam korupsi, orang mengetahui, hal ini akan kehilangan rasa hormat bagi mereka dan tidak akan memberikan suara mereka untuk politisi tersebut.

3. Kurangnya iman dan kepercayaan pada pemerintah: Orang memilih untuk penguasa berdasarkan iman mereka di dalam Dia/ dia. Tetapi jika ditemukan terlibat dalam  korupsi akan kehilangan kepercayaan pada mereka dan mungkin tidak memilih waktu berikutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : mindcontroversy.com

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper