Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Senjata Kimia Milik ISIS Dihancurkan

Pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan Amerika Serikat menghancurkan sebuah pabrik di Irak yang digunakan kelompok ISIS untuk membuat senjata kimia menurut Pentagon pada Selasa (13/9/2016).
Pasukan Libya beraliansi dengan pemerintah yang didukung oleh PBB menembakkan roket ke posisi pejuang ISIS di Sirte, Libya, Kamis (4/8/2016)./Reuters
Pasukan Libya beraliansi dengan pemerintah yang didukung oleh PBB menembakkan roket ke posisi pejuang ISIS di Sirte, Libya, Kamis (4/8/2016)./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan Amerika Serikat menghancurkan sebuah pabrik di Irak yang digunakan kelompok ISIS untuk membuat senjata kimia menurut Pentagon pada Selasa (13/9/2016).

Kompleks pabrik farmasi yang dialihgunakan menjadi pusat produksi senjata kimia itu kemungkinan membuat klorin atau gas mustard (sulfur mustard) --yang bisa menyebabkan kerusakan parah pada kulit, mata dan saluran pernapasan-- menurut Letnan Jendral Jeffrey Harrigian, yang memimpin Komando Pusat Angkatan Udara AS.

"Ini mewakili contoh lain dari pengabaian terang-terangan Daesh terhadap norma-norma dan hukum internasional," katanya kepada para wartawan melalui sambungan video dengan menggunakan akronim Arab dari ISIS.

Serangan tersebut terjadi Senin (12/9/2016) di dekat Mosul dan dilakukan oleh jet-jet tempur, pesawat serangan darat dan bahkan pesawat pengebom berat B-52, kata Pentagon

Pentagon menunjukkan video serangan tersebut, memperlihatkan hancurnya bangunan-bangunan beratap datar akibat beberapa ledakan.

Para pengamat berulang kali menuduh ISIS menggunakan senjata kimia, dan Pentagon mengonfirmasikan bahwa para ekstremis melancarkan serangan menggunakan klorin dan perangkat sulfur mustard.

Pasukan keamanan Irak yang didukung kekuatan udara koalisi berada pada pekan terakhir "penyusunan" operasi menjelang serangan untuk merebut kembali Mosul, yang dikuasai ISIS tahun 2014 dan masih menjadi benteng pertahanan terakhir kelompok itu di Irak menurut warta kantor berita AFP.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper