Kabar24.com, SEOUL – Uji coba nuklir Korea Utara mendapat respons seketika pihak Amerika Serikat.
Dua pesawat pembom B-1 AS terbang di atas udara Korea Selatan, Selasa (13/9/2016), sebagai bentuk unjuk gigi dan pernyataan solidaritas terhadap Korea Selatan, sekutunya di Semenanjung Korea.
Pamer kekuatan AS itu dilakukan sebagai respons atas tes nuklir yang dilakukan Korea Utara pekan lalu. Sementara itu, utusan AS juga mendesak agar PBB memberikan reaksi yang cepat dan kuat atas langkah Pyongyang.
Berbicara di ibu kota Korsel, Sung Kim, utusan AS untuk masalah Korea Utara menyataakan bahwa Amerika tepat membuka peluang bagi terselenggaranya dialog yang otentik dan bermanfaat dengan Pyongyang demi mengakhiri penggunaan senjata nuklir di kawasan ini.
“Tujuan kami adalah untuk memastikan resolusi paling kuat (DK PBB) termasuk menerbitkan sanksi baru sesegera mungkin,” ujar Kim pada konferensi pers bersama mitranya dari Korea Selatan.
Dia menambahkan, AS bisa bekerja sama dengan China, pendukung utama Korut, menambal celah yang masih ada pada resolusi PBB selama ini, dengan aturran yang lebih ketat dan didukung China pada Maret mendatang.
"China sudah sangat memahami tentang perlunya resolusi baru dari DK PBB sebagai tanggapan atas uji coba nuklir Korut belakangan ini,” ujar Kim.
Meski begitu, China dan Russia, yang menentang keras keputusan AS dan Korsel memasang sistem antirudah di Selatan untuk menghadapi ancaman rudal Korut, memperlihatkan keengganan untuk mendukung diberlakukannya sanksi lebih lanjut.
"Kedua pihak berpandangan bahwa uji coba nuklir Korea Utara tidak memberi manfaat bagi pencapaian perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," ujar pejabat China seperti dilaporkan Harian Rakyat, Selasa, terkait pertemuan tingkat tinggi pejabat keamanan China dan Russia di Beijing.
"Kini, kita harus bekerja keras mencegah eskalasi di kawasan semenanjung dan menempatkan kembali isu nuklir di kawasan semenanjung pada jalur dialog dan konsultasi,” demikian dikutip Harian Rakyat.