Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sidang Pembunuhan Mirna: Otto, Tak Ada Kematian karena Sianida

Otto Hasibuan, pengacara Jessica Wongso, terdakwa kasus meninggalnya Wayan Mirna Salihin diduga akibat kopi bersianida, mengatakan sianida dalam tubuh korban tidak terbukti sehingga kasus ini dianggapnya tidak ada.
Pengacara Otto Hasibuan/Antara
Pengacara Otto Hasibuan/Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Otto Hasibuan, pengacara Jessica Wongso, terdakwa kasus meninggalnya Wayan Mirna Salihin diduga akibat kopi bersianida, mengatakan sianida dalam tubuh korban tidak terbukti sehingga kasus ini dianggapnya tidak ada.

"Barang bukti BB IV menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan kandungan sianida dalam cairan lambung Mirna yang diambil 70 menit usai korban meninggal, adalah negatif. Jadi, tidak ada kematian karena sianida dan karena itu otomatis tidak ada perkara. Mau diputar balik juga sama saja," kata Otto di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (9/6/2016) dini hari.

BB IV ini sendiri dipaparkan oleh saksi ahli dari pihak terdakwa, pakar patologi forensik berkebangsaan Australia, Beng Beng Ong.

Walaupun barang bukti ini diambil oleh tim Puslabfor Mabes Polri, hasil pemeriksaan cairan lambung tidak pernah dipaparkan di pengadilan.

"BB IV itu hasil dari Puslabfor Mabes Polri. Jadi itu bukti dari polisi, jaksa dan tidak bisa diperdebatkan lagi. Selama ini kami tidak terlalu menyadari keberadaan barang bukti itu karena sepanjang persidangan hanya dipaparkan kesimpulan saja," kata Otto.

Adapun hasil BB IV, diambil 70 menit setelah Mirna meninggal dunia, berasal dari 0,1 ml cairan lambung. Otto menuturkan BB IV itu dianggap tidak perlu oleh penyidik karena volumenya terlalu kecil.

Selama persidangan, yang dipakai adalah data dari Puslabfor Mabes Polri yang diambil tiga sampai lima hari setelah korban meninggal dan jenazahnya sudah diawetkan dengan hasil ditemukan 0,2 miligram per liter sianida di lambung Mirna.

"Kalau dari awal kita sudah mengetahui BB IV ini, kasusnya tidak perlu dibawa ke pengadilan," tutur Otto.

Menurut Beng Beng Ong, barang bukti yang paling bisa mewakili keadaan korban adalah data dari 70 menit pascakematian.

Mengenai perubahan dari tidak ada sianida dalam lambung korban menjadi terdapat kandungan 0,2 miligram per liter setelah dicek tiga sampai lima hari setelah meninggal dan diawetkan, dosen senior Universitas Queensland itu menuturkan dugaan sebabnya.

"Kalau ada sianida, kemungkinan itu berasal dari proses alamiah setelah kematian," ujar Beng Beng Ong.

Wayan Mirna Salihin tewas pada Rabu, 6 Januari 2016 di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta. Korban diduga meregang nyawa akibat menenggak kopi es vietnam yang dipesan temannya, terdakwa Jessica Kumala Wongso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper