Kabar24.com, JAKARTA-Tak sulit mengakui bahwa penataan Kota Bandung dan Surabaya dianggap berhasil, sambil bersolek fasilitas-fasilitas umum dan sosial terus diperbaiki. Capaian itu tak dapat dilepaskan dari polesan kedua pemimpin kota itu yang berlatarbelakang arsitek, Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini.
Lantaran itu juga nama keduanya semakin meroket sebagai kepala daerah yang sukses membangun kotanya. Di tangan Emil, sapaan Ridwan Kamil, Kota Bandung berbenah menjadi kota nyaman dengan taman-taman dan fasilitas publik lainnya. Pun hal yang sama dilakukan Risma yang mempercantik kotanya dengan taman-taman dan fasilitas umum lainnya.
Guru Besar Arsitektur Unviersitas Indonesia Gunawan Tjahjono menyebut fenomena Emil dan Risma adalah merupakan gejala arsitek yang bermetamorfosis menjadi politisi dan berhasil membenahi kotanya. Kehadiran arsitek politisi ini sangat penting bagi pengembangan wajah-wajah kota di Indonesia.
Denan demikian arsitek jenis ini memiliki modal mumpuni menata kota. Sebab sebuah kota tak ubahnya ajang pembuktian sang arsitek. Mereka dituntut tak hanya merancang bangunan, tapi menyesuaikannya dengan kondisi sosial maupun lingkungan.
" Mereka terjun ke dunia politik praktis agar dapat mengendalikan ruang kota," ujarnya, Rabu (31/8/2016).
Gunawan menilai baik Emil maupun Risma memiliki ciri khas masing-masing. Walikota Bandung itu memanfaatkan teknologi informasi dan media sosial untuk mengomunikasikan gagasannya. Alhasil sebelum memperoleh persetujuannya, tak ada izin bagi proyek-proyek besar yang hadir di Bandung. Sedang Walikota Surabaya ini, terkenal dengan pendekatan keibuannya yang penuh empati mengatur Surabaya.
"Pendekatan berbeda tapi tujuan menata ruang menjadi lebih baik dengan memberdayakan masyarakat adalah dua kesamaan arsitek ini," ujarnya.
Sebelum menjadi Walikota Bandung, Emil meniti karir sebagai arsitek dan dosen. Perusahaan konsultan perencanaan, arsitektur, dan desain bernama Urbane pun didirikan Emil bersama rekan-rekannya. Berbeda dengan Emil, meski berlatar belakang pendidikan arsitektur, Risma memulai karir sebagai birokrat di lingkungan Pemkot Surabaya hingga akhirnya menjabat Walikota Surabaya.