Termotivasi Ahmad Fuadi
Bukan yang paling pintar memang, tapi yang paling bersungguh-sungguh. Salah satu kalimat motivasi dari Ahmad Fuadi, penulis novel inspiratif Trilogi 5 Menara, diakui Juli menjadi pelecut semangat baginya untuk lebih memiliki tekad yang lebih kuat dalam menggapai impian dan memberikan manfaat bagi orang lain.
“Sebagai penerima beasiswa Bidikmisi di Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, UNS, membuat saya harus bisa memanfaatkan kesempatan emas merasakan pendidikan di perguruan tinggi ini seoptimal mungkin. Hal ini karena menjadi penerima beasiswa bidikmisi merupakan amanah sekaligus tanggung jawab yang harus dibuktikan dengan kontribusi, pengabdian, dan prestasi,” ungkapnya.
Dari situ pula, selain terus menekuni perkuliahan, Juli pun mengikuti berbagai kompetisi dan mengikuti berbagai tawaran program.
“Saat mengikuti kompetisi, menang atau kalah merupakan hal yang sangat wajar dan biasa. Kekalahan atau kegagalan bagi saya sudah seperti makan sehari-hari. Saya tahu kalau jumlah peserta di setiap perlombaan atau program itu banyak, baik persaingan secara nasional maupun internasional. Jadi, wajar-wajar saja dan harus ada tekad yang kuat untuk selalu bersabar, konsisten, dan berjuang,” tambahnya.
Pintu pertama prestasi Juli terbuka saat dirinya diterima mengikuti Program JENESYS 2.0 (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths) 2nd batch Traditional Art, Culture, and World Heritage di Tokyo dan Okayama, Jepang, Februari-Maret 2014.
“Suatu pengalaman yang luar biasa bisa menginjakkan kaki di negeri orang. Hal ini benar-benar mampu menjawab sesuatu hal yang awalnya tidak mungkin menjadi mungkin. Yang penting selalu ada niat, usaha, dan doa untuk terus berjuang. Tentu banyak pelajaran berharga yang saya dapat di sana,” katanya.
