Kabar24.com, JAKARTA - ISIS mengeksekusi 40 orang di benteng pertahanan utama kelompok itu, Mosul, pada Minggu (21/8/2016) menurut sumber keamanan.
Para korban dieksekusi dengan tuduhan berkonspirasi menentang kekuasaan kelompok itu di Mosul, Ibu Kota Provinsi Nineveh, atau membantu orang-orang meninggalkan kota itu, atau bekas anggota pasukan keamanan Irak, menurut Mohammed al-Baiyati, kepala komite keamanan di Dewan Provinsi Nineveh.
"Kelompok teroris ISIS mengirim jenazah 40 pria dan daftar nama mereka ke kamar mayat di rumah sakit utama di Mosul," kata Baiyati.
Dia mengatakan semua korban ditembak di kepala.
Eksekusi itu dilakukan sementara tentara Irak dan pasukan keamanan Kurdi, yang disebut Peshmerga, sedang bertempur untuk merebut kembali posisi-posisi di sekitar Mosul di tengah serangan besar untuk membebaskan seluruh kota.
Mosul, kota terbesar kedua di Irak, sudah berada di bawah kendali ISIS sejak Juni 2014, ketika pasukan pemerintah Irak meninggalkan senjata mereka dan lari, memberi peluang anggota ISIS mengambil alih kendali bagian-bagian wilayah utara dan barat Irak, demikian menurut warta kantor berita Xinhua.