Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasukan ISIS Tangkap 3.000 Warga Desa di Irak, 12 Di Antaranya Dibunuh

Pasukan IS dikabarkan, Kamis (4/8/2016), menangkap lebih dari 3.000 warga desa Irak, yang melarikan diri, bahkan membunuh 12 di antaranya, kata badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) dalam laporan harian terkait keadaan di negara tersebut.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JENEWA - Pasukan IS dikabarkan, Kamis, menangkap lebih dari tiga ribu warga desa Irak, yang melarikan diri, bahkan membunuh 12 di antaranya, kata badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) dalam laporan harian terkait keadaan di negara tersebut.

Laporan itu selaras dengan pernyataan Badan Pemerhati Hak Asasi Manusia Irak (IOHR), yang menunjukkan sekitar 1.900 warga ditangkap oleh 100 hingga 120 petempur IS, yang kerap menggunakan tameng manusia untuk menahan serangan Tentara Keamanan Irak.

Sepuluh warga dihukum mati dan enam lagi dibakar.

"UNHCR menerima laporan pada 4 Agustus bahwa ISIL atau IS menangkap lebih dari tiga ribu orang, yang terusir di desa Distrik Kirkuk. Pengungsi itu berupaya melarikan diri dari Kota Kirkuk. Menurut laporan, 12 pengungsi dikabarkan tewas dalam kurungan," kata laporan UNHCR.

Amerika Serikat adalah pemimpin persekutuan militer melawan IS lewat serangan udara di Irak dan Suriah. Pegaris keras itu cukup banyak menguasai wilayah kedua negara tersebut pada 2014.

Perang itu mengusir 3,4 juta penduduk dari Irak pada Juli 2016.

Kekuasaan IS di sejumlah kota telah diambil alih, tetapi pegaris keras itu masih mengendalikan ibukota Mosul di Irak dan Raqqa di Suriah.

Pada bulan lalu, PBB mengajukan usul bantuan kemanusiaan untuk menanggulangi dampak serangan di Mosul senilai 284 juta dolar AS, bahkan kemungkinannya, lebih dari 1,8 miliar dolar AS untuk pemulihan.

Usul itu belum mendapat tanggapan, kata Lembaga Keuangan PBB (FTS).

UNHCR mulai membangun kamp untuk enam ribu pengungsi di Mosul, serta menyiapkan bangunan lain untuk 15 ribu orang di bagian barat laut kota.

Pengungsi itu hanya sebagian kecil warga yang membutuhkan tempat tinggal.

Puluhan ribu orang yang melarikan diri dari Falluja belum dapat kembali sejak ditangkap oleh IS, Juni. Bahkan, tiga relawan yang membantu membersihkan isi kota dari puing dan bahan peledak akhirnya tewas saat memasuki sebuah rumah pada 1 Agustus, kata UNHCR.

"Meski demikian, pemerintah setempat menyarankan warga untuk kembali ke Falluja pada September, tetapi Kementerian Migrasi dan Pengungsi mengaku butuh tambahan waktu selama tiga bulan guna memastikan situasinya kondusif untuk menyambut kedatangan pengungsi dalam jumlah besar," tambahnya.

Namun, pemerintah Irak melaporkan 300 ribu pengungsi telah kembali ke Distrik Ramadi, ujar UNHCR.

Pasukan Irak sempat menyatakan kemenangannya atas pegaris keras di Ramadi, ibukota Provinsi Anbar, Desember.

Akan tetapi pihak itu meminta pengungsi tak kembali sementara ini mengingat puluhan warga tewas akibat ledakan ranjau.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper