Kabar24.com, WINSTON - Calon Presiden dari Partai Republik Donald Trump mengatakan pada Senin (25/7/2016) bahwa dia akan akan mempertimbangkan aliansi dengan Russia melawan pergerakan militan ISIS.
Namun, dia berjanji akan menolak setiap saran dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang mungkin mencoba membantunya untuk menang.
Berbicara dalam sebuah orasi kampanye di Winston-Salem, Carolina Utara, Trump membantah adanya dugaan bahwa intelijen Putin kemungkinan terlibat dalam peretasan sistem email Komite Nasional Partai Demokrat.
Email yang bocor minggu lalu menyingkap bahwa beberapa pejabat partai berpihak kepada mantan Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton untuk memenangkan penominasian partai sebagai calon presiden melawan Bernie Sanders dan mencari cara untuk menggagalkan Sanders.
Kekacauan akibat penyingkapan oleh WikiLeaks memicu Debbie Wasserman Schultz untuk mengundurkan diri sebagai Ketua Komite Nasional Demokrat, dan Trump dengan penuh semangat melibatkan diri dalam kontroversi tersebut.
Trump membantah tuduhan manajer kampanye Clinton, Robby Mook bahwa peretas Rusia mungkin telah mencuri email dan membocorkannya untuk mempermalukan partai Demokrat dan membantu Trump mengalahkan Clinton.
“Saya rasa ini bukanlah sebuah kebetulan kalau email-email ini dirilis ke publik pada saat berlangsungnya konvensi kami dan saya rasa ini sangat mengganggu,” kata Mook seperti dikutip dari Reuters, Selasa (26/7/2016).
Di sisi lain Trump menyangkal dan mengatakan bahwa dia tidak pernah bertemu Putin. Namun, dalam kampanyenya yang berlangsung panjang,
Trump pernah memuji pemimpin Rusia tersebut dan salah satu penasihat kebijakan luar negerinya, mantan Letnan Jendral Michael Flynn pernah menghadiri makan malam dengan Putin pada Desember tahun lalu.
“Coba pikirkan, bukankah akan sangat baik jika kita bisa memiliki hubungan baik dengan Rusia? Bukankah akan baik jika kita bekerja sama dengan Rusia dan menyingkirkan ISIS,” katanya.