Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksin Palsu: DPR Desak Rumah Sakit Terkait Secepatnya Bentuk Crisis Center

Ketua DPR Ade Komarudin meminta rumah sakit yang terbukti memberikan vaksin palsu untuk segera membentuk crisis center sebagai bentuk tanggung jawab kepada orang tua korban.
Tim dokter Rumah Sakit Harapan Bunda menyampaikan keterangan kepada puluhan warga yang anaknya diduga menjadi korban vaksin palsu dari rumah sakit tersebut di Jakarta Timur, Jumat (15/7). /Antara
Tim dokter Rumah Sakit Harapan Bunda menyampaikan keterangan kepada puluhan warga yang anaknya diduga menjadi korban vaksin palsu dari rumah sakit tersebut di Jakarta Timur, Jumat (15/7). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Ketua DPR Ade Komarudin meminta rumah sakit yang terbukti memberikan vaksin palsu untuk segera membentuk crisis center sebagai bentuk tanggung jawab kepada orang tua korban.

"Harusnya tiap rumah sakit negara maupun swasta diperintahkan bikin crisis center dan secara nasional harus dipimpin langsung oleh Menteri Kesehatan untuk atasi masalah ini dulu," ujarnya saat menerima keluhan orang tua korban vaksin palsu di Gedung DPR bersama sejumlah pimpinan DPR lainnya, Selasa (19/7/2016). 

Kalau persoalan vaksin palsu tidak ditangani secara serius maka hal tersebut bisa berdampak pada masa depan generasi bangsa, ujarnya. Untuk itu, Ade meminta pimpinan Komisi III, Komisi IX dan Komisi VI DPR menelusuri kasus vaksin palsu guna mengetahui akar permasalahannya.

Sedangkan terhadap pemerintah, Ade meminta agar segera dicari tahu siapa yang menjadi pembuat masalah besar terkait vaksin palsu sejak tahun 2003 sampai 2016.

"Mohon pemerintah segera tindak lanjuti ini dan tindak tegas biang keroknya yang buat heboh secara nasional," kata Ade saat menerima pengaduan.

Dalam pertemuannya dengan pimpinan DPR, Aliansi Orang Tua Korban Vaksi Palsu dari RS Mutiara Bunda dan Harapan Bunda meminta pihak RS Harapan Bunda menerbitkan daftar pasien yang diimunisasi selama periode 2003 sampai 15 Juli 2016.

Tuntutan lainnya adalah bahwa untuk mengetahui vaksin palsu atau asli harus dilakukan medical check up di RS lain. Sedangkan seluruh biaya harus ditanggung pihak rumah sakit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper