Kabar24.com, PRANCIS- Dalam penyelidikan yang dilakukann mengenai serangan yang terjadi di Nice pada Bastille Day yang menewaskan setidaknya 84 korban, otoritas berwenang Prancis belum menemukan bukti langsung yang mengaitkan tersangka bernama Mohamed Lahouaiej Bouhlel dengn kelompok terorisme tertentu seperti ISIS.
Sebelumnya Perdana Menteri Perancis Manuel Valls sempat mengatakan kepada media setempat bahwa Bouhlel adalah "satu atau lain cara " terkait dengan jaringan Islam radikal .
" Ya , itu adalah aksi terorisme dan kita akan melihat apa yang link ada dengan organisasi teroris ,” ujarnya seperti dikutip Reuters, Sabtu (16/7/2016)
Namun meskipun banyak pejabat Perancis dari Presiden Francois Hollande hingga pejabat di bawahnya menggambarkannya sebagai serangan teroris , hingga Jumat malam malam tiba di otoritas berwenang masih belum menemukan bukti langsung yang menghubungkan Bouhlel dengan ekstrimis .
Seorang pejabat AS mengatakan serangan itu diduga telah dilakukan oleh " serigala " yang diduga terinspirasi, tetapi tidak diarahkan langsung oleh ISIS
Sementara itu, mantan penyidik terorisme untuk sistem peradilan Prancis mengatakan bahwa untuk sementara serangan itu sesuai dengan profil dari jenis serangan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok militan ,namun bukti yang ada menunjukkan penyerang tidak memiliki hubungan jelas dengan organisasi militan atau ideologi .
Jean- Louis Bruguiere , pengamat terorisme Paris mengatakan kepada Reuters tidak ada intelijen atau otoritas keamanan Perancis atau Eropa memiliki jejak apapun pada tersangka dan tidak ada bukti telah muncul yang menghubungkan tersangka dengan kelompok militan atau tersangka lainnya, atau bahkan untuk kontak biasa dengan literatur militan atau propaganda .
Dia mengatakan sejauh ini tidak ada bukti bahwa Bouhlel punya hubungan dengan kelompok agama atau faksi tertentu, tetapi ada bukti bahwa ia terasing dari keluarganya dan mengalami perceraian .