Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan serangan mematikan pada Kamis (4/7/2016) di Nice jelas merupakan aksi terorisme.
Serangan kali ini berpotensi memperpanjang status darurat yang diterapkan sejak serangan pertama di Paris November lalu dengan tambahan waktu darurat selama tiga bulan.
Berbicara setelah rapat darurat pada dini hari Jumat (15/7/2016), Hollande mengatakan sedikitnya 77 orang tewas dalam serangan yang dilakukan dengan menggunakan truk besar berkecepatan tinggi ke ara kerumunan orang-orang yang sedang menyaksikan pertunjukan kembang api pada perayaan nasional Bastille Day.
“Tidak bisa disangkal unsur terorisme yang terkandung dalam serangan ini, belum lagi bentuk kekerasn paling ekstrim [yang terjadi],” ujar pemimpin Prancis tersebut sekitar lima atau enam jam setelah serangan di Nice seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/7/2016).
Berdasarkan catatan Bisnis, sejauh ini belum ada laporan WNI menjadi korban tewas atau luka. Menurut data dari KJRI Marseille, terdapat 725 WNI di wilayah Prancis Selatan. Sebanyak 10 keluarga tinggal di Nice dan sekitarnya. Namun, Nice merupakan kota wisata utama selama musim panas.