Kabar24.com, PARIS - Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan bahwa serangan mematikan pada tragedi Kamis di kota Nice adalah sebuah aksi terorisme.
Ia menyebutkan bahwa serangan tersebut jelas-jelas sebagai sebuah serangan teroris dan karena itu ia mengumumkan keadaan darurat yang diberlakukan sejak serangan bom di negeri itu pada November lalu bisa diperpanajang hingga tiga bulan mendatang.
Berbicara usai pertemuan darurat pada Jumat (15/7/2016) pagi, Hollande menyebutkan paling tidak 77 orang terbunuh oleh aksi serangan menggunakan truk besar berkecepatan tinggi terhadap kerumunan masyarakan yang sedang menyaksikan pesta kembang api dalam rangkaian peringatan hari libur nasional Bastille.
"Tak diragukan itu adalah perilaku teroris pada serangan tersebut dan merupakan bentuk kekerasan yang paling keji," ujar Hollande melalui siaran televisi nasional pukul 4 pagi waktu setempat, sekitar 5 atau 6 jam setelah tragedi Nice terjadi.