Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASCA BREXIT: Keluar Dari UE Ubah Posisi Global Inggris

Keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa telah mengubah posisi global negara itu bukan menguranginya, kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Senin (27/6/2016), seraya menyampaikan penyesalannya atas ketidakhadiran Inggris dalam negosiasi AS-Uni Eropa.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry./REUTERS
Menteri Luar Negeri AS John Kerry./REUTERS

Bisnis.com, LONDON -  Keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa telah mengubah posisi global negara itu bukan menguranginya, kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Senin (27/6/2016), seraya menyampaikan penyesalannya atas ketidakhadiran Inggris dalam negosiasi AS-Uni Eropa.

"Apakah saya setuju bahwa peran Inggris telah berkurang? Tidak. Saya pikir (peran Inggris) telah berubah," kata Kerry di London, dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond.

"Namun itu tidak berarti bahwa kami tidak akan kehilangan suara Inggris dalam konteks Uni Eropa sebagai perubahan. Saya pribadi akan menyesal bahwa Inggris tidak akan hadir ketika dialog AS-Uni Eropa." "Tapi saya tidak ragu bahwa Inggris akan bersama dengan kami, kritis terlibat bersama kami pada setiap isu." Sementara itu rakyat Inggris yang menginginkan negaranya "Keluar" dari Uni Eropa pada Jumat pagi memenangi referendum Brexit (Inggris keluar dari UE) dengan mencatat perolehan 52 persen dari suara yang masuk.

Berdasarkan hasil itu, Inggris menarik diri dari keanggotaan Uni Eropa setelah bergabung selama 43 tahun.

Sementara hampir semua hasil pemungutan suara sudah dihitung, lebih dari 17 juta warga memilih Inggris mencabut keanggotaan di EU.

Sekitar 16 juta lainnya memilih tetap menjadi bagian dari Uni Eropa. Hasil resmi dikutip dari media lokal.

Inggris menjadi negara pertama yang keluar dalam sejarah 60 tahun keberadaan kelompok Eropa itu.

Inggris, yang mulai bergabung dengan Komunitas Ekonomi Eropa pada 1973, memang selalu mempunyai hubungan ambivalen dengan blok tersebut. Meski mendukung perdagangan bebas dan ekspansi keanggotaan ke Eropa timur, mereka menolak menggunakan mata uang euro maupun bergabung dalam zona bebas Schengen.

Hasil referendum menunjukkan perpecahan yang mendalam di masyarakat Inggris. Pendukung Brexit merupakan jutaan warga yang merasa ketinggalan dalam globalisasi dan tidak mendapat keuntungan dari ekonomi pasar bebas.

Seorang anggota parlemen Inggris yang pro-Uni Eropa bahkan tewas akibat ditembak oleh pelaku yang meneriakkan "Mati bagi para pengkhianat, kebebasan untuk Inggris" dalam pengadilan.

Pada akhirnya, kekhawatiran akan migrasi yang tidak terkontrol dan kedaulatan menang melawan peringatan akan dampak buruk terhadap ekonomi jika Inggris keluar dari Eropa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper