Bisnis.com, SINGAPURA— Singapura menunda pembelian helikopter senilai US$1 juta setelah kecelakaan yang menimpa pesawat Super Puma Airbus.
Negara tersebut sedang berusaha menggantikan 32 Unit Super Puma yang sudah menua. Namun, langkah tersebut kemudian ditangguhkan hingga adanya penjelasan mengenai kecelakaan 29 April lalu yang menewaskan 13 orang pekerja tambang minyak serta awak pesawat.
Penundaan tersebut dikarenakan anak usaha Airbus Group bernama Airbus Helikopter masih berkutat dengan seri terbaru Super Puma H225, jagoannya di bidang industri minyak lepas pantai yang banyak digunakan di seluruh dunia untuk pencarian dan penyelamatan dan operasi berat militer, yang mengalami kecelakaan pada April lalu di Norwegia.
Departemen pengadaan Singapura mengadu Airbus dengan Perusahaan asal Italia Leonardo Finmeccanica (LDOF.MI). Hal ini menandai uji kepercayaan terhadap versi militer dari pesawat tersebut paska kecelakaan yang terjadi pada April lalu yang menyebabkan pesawat versi sipil di-grounded di berbagai belahan dunia.
Para sumber mengatakan Singapura belum merencanakan tender baru lagi. Mereka tidak bisa mengatakan kapan keputusan selanjutnya akan dibuat.
Sejauh ini, Singapura belum mengumumkan akan menangguhkan penggunaan Super Puma militernya. Beberapa negara lain, termasuk Perancis dan Brazil juga masih menggunakan Super Pumanya.
Menteri Pertahanan Singapura tidak merespon ketika diminta untuk berkomentar terkait tender dan operasi Super Puma di negara tersebut.
“Kami tidak bisa berkomentar mengenai diskusi yang mungkin akan atau tidak akan terjadi dengan Singapura,” kata juru bicara Helicopter Airbus seperti dikutip dari Reuters, Senin (21/6/2016).
Dia menjelaskan bahwa keselamatan adalah prioritas utama perusahaan dan pihaknya sedang menginvestigasi akar masalah yang menyebabkan kecelakaan di Norwegia pada April lalu.
Singapura telah lama berniat meremajakan armada Super Pumanya yang rata-rata berusia 27 tahun. Sebuah keputusan diharapkan akan bisa dibuat pada peruh pertama 2016 setelah evaluasi sepanjang 18 bulan.