Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat merasa senang dengan kemajuan yang telah dibuat bersama China terkait program berbagi informasi mengenai ancaman cyber.
Keamanan cyber telah lama menjadi duri dalam daging dalam hubungan antara China dan Amerika Serikat, dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
China dan Amerika menandatangani kesepakatan antiperetasan pada September tahun lalu, yang dilakukan dalam kunjungan Presiden Xi Jinping ke Washington.
Kesepakatan itu menandai usaha yang tengah dilaksanakan untuk memperbaiki hubungan keduanya setelah China menarik diri dari kelompok kerja sama pada 2014 sebagai respons atas dakwaan yang dijatuhkan Amerika Serikat terhadap lima orang militer China atas tuduhan meretas enam perusahaan Amerika.
Dalam pertemuan di Beijing, Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Suzanne Spaulding mengatakan inti dari pembahasan tersebut adalah untuk memastika keduabelah pihak memenuhi komitmen yang dibuat oleh Presiden kedua negara.
“Kami berharap bisa mendiskusikan komitmen yang kami buat untuk tidak terlibat atau melakukan pencurian IP rahasia dagang dan informasi bisnis yang bersifat rahasia,” katanya seperti dikutip Reuters, Selasa (14/6/2016).
Dia melanjutkan bahwa elemen kunci dalam kesepakatan tersebut adalah berbagi informasi dan membentuk mekanisme. Masing-masing pihak telah membuat sebuah alamat email untuk berbagi informasi.
Menteri Keamanan Publik China Guo Shengkun mengatakan China sangat menghargai diskusi tersebut.
“Kami ingin agar diskusi ini bukan sekadar menjadi peraturan tertulis tetapi diimplementasikan secara aktual,” Kata Guo.