Bisnis.com, TOKYO - Gubernur Tokyo Yoichi Masuzoe, Senin (6/6/2016), meminta maaf setelah adanya sebuah laporan bahwa dia menggunakan dana politik untuk membiayai liburan keluarga dan benda seni. Tetapi ia menolak untuk mundur. Kasus ini menjadi salah satu isu yang mencuat di tengah persiapan Olimpiade 2020.
Kemarahan publik mencuat karena Masuzoe tidak bisa menjelaskan tuduhan yang menyatakan bahwa ia menggunakan dana politik untuk membiayai kepentingan pribadi. Sebelumnya, pendahulu Masuzoe dipaksa hengkang dari jabatannya beberapa bulan sebelum Tokyo memenangkan hak untuk menyelenggarakan Summer Games.
Tindakan sang gubernur menunjuk dua orang pengacara untuk menginvestigasi tindakan yang dia lakukan semakin menyulut kemarahan publik. Pada Senin, kendati para pengacara menyimpulkan bahwa tidak ada satupun undang-undang yang dilanggar, terdapat beberapa kasus di mana Masuzoe menggunakan dana politik secara tidak bertanggungjawab termasuk untuk beberapa kali liburan keluarga dan pembelian karya seni.
“Saya sungguh meminta maaf karena telah membuat khawatir penduduk Tokyo,” kata Masuzoe sembari membungkuk seperti dikutip dari Reuters.
Dia mengatakan tidak ada batasan untuk rasa malunya dan dia telah malakukan refleksi diri mendalam. Dia juga menambahkan bahwa dia akan membayar dana yang sudah disalahgunakan menggunakan uang pribadinya dan mendonasikan karya seni yang dibeli ke beberapa tempat seperti rumah sakit.
“Saya akan memulai sebuah awal yang baru sehingga hal seperti ini tidak akan terjadi lagi, seolah saya terlahir kembali saya akan bekerja sekuat tenaga untuk Tokyo.”
Pendahulu Masuzoe, Naoki Inose, meletakkan jabatannya setelah tertangkap dalam sebuah skandal pendanaan beberapa bulan sebelum Tokyo mendapatkan hak untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2013. Kasus ini kemudian membuat sejumlah persiapan perhelatan tersebut tertunda.