Kabar24.com, JAKARTA - Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan proses pembebasan 10 sandera yang ditahan kelompok Abu Sayyaf merupakan hasil diplomasi yang dilakukan pemerintah.
"Apa yang disampaikam Presiden mengutamakan keselamatan sandera," kata Gatot, di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu, 1 Mei 2016. "Seperti yang dikatakan Menlu (Retno Marsudi) melakukan diplomasi total."
Gatot berharap setelah ini, 4 sandera yang masih ditahan kelompok Abu Sayyaf bisa segera dibebaskan. "Mohon doa agar tidak lama lagi, empat bisa kami bebaskan dengan selamat. Kembali lagi melakukan diplomasi."
Sandera yang diculik oleh kelompok separatis Filipina dibebaskan hari ini. Kesepuluh orang itu merupakan awal kapal Brahma 12 yang sedang menarik kapal tunda Anand 12. Isi kedua kapal itu batu bara.
Total awak kedua kapal itu 14 orang. Namun kelompok militan Filipina atau dikenal dengan Abu Sayyaf itu baru membebaskan 10 orang sandera. Media setempat melaporkan 10 orang itu dibebaskan setelah pihak perusahaan pemilik kapal, PT Patria Maritime Lines bersedia membayar uang tebusan.
Uang tebusan itu dibayar pada tanggal 29 April 2016, Total uang tebusan itu 50 juta peso atau setara dengan Rp 14,2 milar.