Kabar24.com, BEIJING - Menteri Pertahanan China, Jumat (22/4/2016), menyangkal bahwa pasukannya sedang berkumpul di perbatasan Korea Utara menjelang uji coba nuklir yang kelima. China mengatakan pengerahan tersebut merupakan hal yang normal.
Pusat Informasi Hak Asasi Manusia dan Demokrasi yang berbasis di Hong Kong mengatakan bahwa pada awal pekan, China mengirimkan sekitar 2,000 tentara ke perbatasan.
Keputusan ini dibuat menjelang pengujian nuklir kelima oleh Korea Utara yang merupakan pelanggaran terhadap sanksi yang dijatuhkan PBB terhadap negara komunis tersebut.
“Laporan tersebut tidak sesuai dengan fakta. Militer China hanya mempertahankan kesiapan tempur dan latihan yang normal di perbatasan China dan Korea Utara,” kata Kementerian Pertahanan China seperti dikutip dari Reuters, Jumat (22/4/2016).
Beberapa laporan yang sulit untuk diverifikasi mengenai pergerakan tentara di perbatasan muncul secara berkala. Laporan tersebut biasanya dengan cepat disangkal oleh pemerintah China.
Sementara itu, Kore Utara berjanji kembali akan mengadakan uji coba nuklir meskipun hal tersebut melanggar kesepakatan internasional.
Beberapa ahli memprediksi Korea Utara akan melangsungkan uji coba nuklir ke lima dalam waktu dekat, kemungkinan sebelum kongres partai berkuasa yang akan diadakan pada awal Mei setelah kejadian memalukan yang terjadi pada uji coba keempat.
China merupakan sekutu terpenting bagi Korea Utara dalam hal diplomasi dan ekonomi.
Namun, negara tirai bambu itu juga marah dengan uji coba nuklir dan rudal Korea Utara. China juga ikut menandatangani perjanjian sanksi PBB untuk Korea Utara.