Bisnis.com, JOGJAKARTA – Bagi Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Halim Alamsyah, Jogjakarta merupakan kota yang penuh kenangan. Maklum, masa mudanya banyak dihabiskan di kota ini.
“Sejak mahasiswa saya sudah disebut sebagai orang kaya,” katanya sambil terbahak. Sebab, bea siswa dari Bank Indonesia sebesar Rp35.000 per bulan terbilang cukup besar ketika pada 1978. Sebagai perbandingan, gaji pegawai negeri sipil golongan IIIA ketika itu hanya Rp20.000.
Makanya, kata Halim, ketika ia akan lewat para rekan mahasiswa lain bilang “Awas orang kaya mau lewat.”
Begitulah perbincangan ringan dengan orang nomor wahid di LPS itu dalam acara kerja sama lembaga yang dipimpinnya dengan Universitas Gajah Mada kemarin (Selasa, 19 April 2016).
Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia ini menjadi orang nomor wahid di LPS berdasarkan Kepres Nomor 158/M Tahun 2015 tentang Pemberhentian Dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Lahir di Bangka, 6 Maret 1957, pria yang selalu tampil keren ini menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, dan pendidikan Sarjana Hukum di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, gelar Master of Arts dalam bidang Development Economics, Boston University, Massachussets, USA dan meraih gelar Doktornya dalam bidang Ilmu Ekonomi, dari Universitas Indonesia, Jakarta.
Pria yang suka main ketoprak ini memulai karirnya di Bank Indonesia pada 1982 sebagai staf analis kredit, di Urusan Kredit Koperasi. Tiga tahun kemudian, ia mulai berkiprah sebagai staf peneliti di Urusan Ekonomi dan Statistik.
Pada 1999, pria yang suka golf ini diangkat sebagai Deputi Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter. Selang satu setengah tahun kemudian, tepatnya Juli 2000, Halim dipromosikan sebagai Kepala Biro Gubernur Bank Indonesia. Pada Juli 2002, karirnnya makin melesat setelah dipromosikan sebagai Direktur Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan. Sejak Januari 2003, ia berturut-turut ia menempati pos sebagai Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter, Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat pada April 2005, dan Direktur Direktorat Statistik dan Moneter pada Pebruari 2006, sebelum akhirnya ditempatkan sebagai Direktur DPNP pada Maret 2007.
Halim Alamsyah diangkat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden RI No.63/P Tahun 2010 tanggal 1 Juni 2010 dan diambil sumpahnya pada 17 Juni 2010.
Kehadiran Halim di Jogja kali ini memiliki makna ganda antara tugas dan nostalgia. Kapan main ketoprak lagi?