Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korupsi Global: Ada Jejak Hitam 12 Kepala Negara, Aktif dan Mantan

12 kepala negara (mantan dan yang masih menjabat) memiliki perusahaan di wilayah bebas pajak (offshore) yang dirahasiakan.
Ilustrasi/Harvardpolitics
Ilustrasi/Harvardpolitics

Kabar24.com, JAKARTA – Investigasi organisasi wartawan global, International Consortium of Investigative Journalists menemukan sejumlah fakta tentang korupsi global.

Sebuah koran dari Jerman SüddeutscheZeitung dan lebih dari 100 organisasi pers dari seluruh dunia terlibat dalam investigasi tersebut. Satu-satunya media di Indonesia yang terlibat dalam proyek investigasi ini adalah Tempo.

Temuan mereka sampai pada bocoran dokumen finansial soal bagaimana 12 kepala negara (mantan dan yang masih menjabat) memiliki perusahaan di wilayah bebas pajak (offshore) yang dirahasiakan.

Setidaknya ada 128 politikus dan pejabat publik dari seluruh dunia yang namanya tercantum dalam jutaan dokumen yang bocor ini.

Mereka terkait dengan berbagai perusahaan gelap yang sengaja didirikan di wilayah-wilayah surga bebas pajak (tax havens).

Total catatan yang terbongkar mencapai 11,5 juta dokumen. Keberadaan semua data ini memberikan petunjuk bagaimana firma hukum bekerjasama dengan bank untuk menjajakan kerahasiaan finansial para politikus, penipu, mafia narkoba, sampai miliuner, selebritas dan bintang olahraga kelas dunia.

Sejumlah nama disebut, mulai dari orang-orang dekat Presiden Rusia Vladimir Putin hingga apa saja yang dilakukan bintang film China Jackie Chan.

Misalnya, disebutkan bagaimana orang-orang yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengatur transfer dana sebesar US$ 2 miliar lewat berbagai bank dan perusahaan bayangan.

Sementara sejumlah perusahaan di kawasan surga pajak (offshore companies) dilaporkan dikendalikan perdana menteri dari Islandia dan Pakistan, Raja Arab Saudi, dan anak-anak Presiden Azerbaijan.

Lantas, bagaimana dengan Indonesia?

Sejumlah nama miliarder ternama yang setiap tahun masuk dalam daftar orang terkaya versi Forbes Indonesia terdapat dalam dokumen Mossack Fonseca.

Mereka disebutkan membuat belasan perusahaan offshore untuk keperluan bisnisnya.

Sementara dua nama yang dicari penegak hukum untuk kepentingan penyidikan kasus korupsi, yakni Muhammad Riza Chalid dan Djoko Soegiarto Tjandra, juga tercantum dalam dokumen yang bocor ini.

Siapa Mossack Fonseca? Firma ini diindikasi sebagai pihak yang bekerja keras untuk melindungi rahasia kliennya, tak peduli klien mereka orang terkenal atau tidak.

“Di Nevada, satu negara bagian di Amerika Serikat, firma ini mencoba melindungi diri dan kliennya dari dampak upaya hukum di pengadilan distrik Amerika Serikat, dengan memindahkan semua berkas dokumen perusahaan itu dari kantornya dan meminta bantuan ahli teknologi untuk membersihkan jejak elektronik dari komunikasi mereka di semua komputer dan telepon kantor,” demikian dilaporkan dalaminvestigasi.tempo.co.

Dokumen yang bocor ini juga menunjukkan bagaimana Mossak secara teratur menawarkan klien mereka untuk membuatkan dokumen dengan tanggal mundur (backdated documents) untuk membantu klien mereka mendapatkan keuntungan dari berbagai perjanjian bisnis mereka.

Jasa semacam itu amat biasa ditawarkan hingga pada sebuah komunikasi email pada 2007, para karyawan Mossack membicarakan struktur harga khusus untuk para klien yang minta tanggal dokumen mereka dimundurkan.

Setiap satu bulan ke belakang dalam penetapan tanggal dokumen perusahaan mereka, klien harus membayar US$ 8,75 pada Mossack.

Ketika dikonfirmasi, Mossack Fonseca menegaskan bahwa perusahaan mereka, "tidak melindungi atau mendukung aktivitas ilegal apapun. Tuduhan Anda bahwa kami menyediakan struktur yang sengaja didesain untuk menyembunyikan identitas pemilik aslinya sama sekali tidak berdasar dan keliru."

Firma ini juga menegaskan bahwa praktik membuat tanggal mundur dari sebuah dokumen merupakan "praktik yang punya dasar kuat dan diterima dalam industri kami dan tujuannya bukan untuk menutupi atau menyembunyikan kegiatan yang melanggar hukum."

Selain itu, Mossack juga menolak berkomentar atas klien mereka secara spesifik karena mereka wajib menjaga kerahasiaan kliennya.

Salahsatu pendiri Mossack, Ramon Fonseca, dalam sebuah wawancara di televisi Panama belum lama ini menegaskan bahwa perusahaannya tidak punya tanggungjawab atas apapun yang dilakukan kliennya menggunakan perusahaan offshore yang dijual oleh Mossack.

Dia membandingkan Mossack dengan sebuah pabrik mobil yang batas tanggungjawab hukumnya (liability) selesai ketika mobil keluar dari pabrik itu.

Selengkapnya silakan baca http://investigasi.tempo.co/panama/


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper