Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenag Tersinggung Aksi Kontroversial Produk Suplemen Red Bull

Kementerian Agama meminta PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) bersikap tegas terhadap Red Bull GmbH Austria, dan PT Asia Sejahtera Perdana Pharmaceutical terkait video yang memperlihatkan aksi melompat di stupa Borobudur.
Candi Borobudur/Antara
Candi Borobudur/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Agama meminta PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) bersikap tegas terhadap Red Bull GmbH Austria, dan PT Asia Sejahtera Perdana Pharmaceutical terkait video yang memperlihatkan aksi melompat di stupa Borobudur.

Dasikin, Direktur Jendral Bimas Buddha Kementerian Agama, mengatakan pengelola Candi Borobudur harus mengambil sikap tegas terhadap video yang mempertontonkan aksi melompat di stupa.

“PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) bersikap tegas terhadap Red Bull GmbH Austria, dan PT Asia Sejahtera Perdana Pharmaceutical sebagai pemilik hak cipta perusahaan terkait video yang diduga iklan Red Bull, karena membuat keresahan umat Buddha di Indonesia,” katanya melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (31/3/2016).

Seperti diketahui, sebelumnya muncul sebuah video yang diduga sebagai iklan Red Bull dengan mempertontonkan aksi melompat di stupa Borobudur. Video yang diunggah melalui akun Facebook Red Bull itu kemudian menuai kecaman, dan akhirnya hilang dari akun tersebut.

Dasikin menuturkan video yang menampilkan aksi melompat di stupa Borobudur dapat dianggap sebagai bentuk penistaan dan penyalahgunaan simbol keagamaan. Pasalnya, Candi Borobudur merupakan warisan budaya dan simbol agama Buddha yang selama ini dianggap sakral.

Menurutnya, pengelola Candi Borobudur juga harus memberikan klarifikasi terkait video tersebut, untuk menjaga situs warisan dunia tersebut. “Kepada umat Buddha, kami meminta untuk tetap waspada dan menyerahkan hal tersebut kepada pihak berwenang,” ujarnya. Dia juga meminta agar tidak lagi terjadi hal serupa, karena berpotensi memunculkan keresahan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper