Kabar24.com, JAKARTA - Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) menuntut permintaan maaf dari perusahaan Red Bull GmBH yang berkedudukan di Austria. Permintaan ini buntut dari iklan video minuman berenergi bermerek Red Bull yang menggunakan latar Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Presidium juga meminta pemilik hak cipta Red Bull untuk melakukan hal serupa.
"Selaku perusahaan yang secara langsung berkepentingan dalam pembuatan dan penayangan iklan ini agar segera meminta maaf ke publik terutama umat Buddha di Indonesia dan dunia,” kata Ketua Hikmahbudhim Suparjo, Senin (21/3/2016).
Suparjo juga meminta Balai Konservasi Borobudur dan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko menjalankan fungsinya secara optimal dan lebih mencermati segala upaya komersialisasi Candi Borobudur.
"Kami mengingatkan para pelaku usaha untuk menghargai dan melestarikan Candi Borobudur dan warisan budaya lainya," ujarnya.
Suparjo mengatakan upaya komersialisasi dengan memanfaatkan nama besar Candi Borobudur tidak ditabukan. Namun, tetap harus dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruhnya terhadap keagungan dan kelestarian Borobudur. Menurut Suparjo, penayangan video dan foto iklan di laman resmi facebook Red Bull memberikan pendidikan yang keliru dan menyesatkan.
Selain itu, proses pembuatan video itu juga menimbulkan pengaruh yang mengancam kelestarian Candi Borobudur dengan mempertunjukkan seseorang berlari, melompat-lompat, dan pemanjatan di salah satu stupa di candi tersebut.
Beberapa hari yang lalu, di media sosial beredar luas adanya sebuah video yang diposting milik akun Red Bull pada Kamis, 17 Maret 2016. Dalam video tersebut tampak pria asing yang melakukan sejumlah adegan mulai dari meditasi, berlari, hingga melompat-lompat di dinding dan stupa candi.
Namun pada Senin siang, di laman Facebook dan saluran video di YouTube milik Red Bull, video iklan berlatar Candi Borobudur itu sudah lenyap. Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari pihak Red Bull.