Bisnis.com, JAKARTA - Di bawah terik matahari, wajah Kepala Negara, yang mantan Gubernur DKI, Joko Widodo berkerut. Sejrus kemudian, mantan Walikota Solo itu seperti bergeleng-geleng saat matanya menatap pemandangan di depannya, proyek yang digulirkan pada 2012, mangkrak , Mega Proyek Hambalang.
Sejauh mata memandang, kompleks bangunan yang dibangun untuk Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) tersebut tampak jauh dari kata ideal jika tidak bisa dikatakan hancur. Di wilayah depan kompleks yang terletak di dataran tinggi Bogor tersebut, sejumlah bangunan setengah jadi tampak berdiri di atas kontur tanah yang tidak rata. Ilalang setinggi 2-3 meter tumbuh liar melingkupi kompleks bangunan tersebut.
Usai tiba, Presiden Joko Widodo langsung menaikki bangunan berlantai empat, setengah dinding, dan tanpa atap, yang terletak di wilayah depan kompleks tersebut. Menaiki lantai ketiga, tampak onggokan baja dan besi pondasi berserakan di kiri dan kanan lantai yang dipijaki Kepala Negara. Begitu juga dengan kayu-kayu, pecahan keramik dan paku yang berserakan.
Sekitar 10 menit mengecek bangunan pertama, Kepala Negara bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimuljono bergerak meninjau bangunan lainnya, kali ini bangunan berlantai lima. Kondisi tidak berbeda ditemukan di bangunan kedua.
Penampakan agak berbeda. Pemandangan bangunan ketiga yang sudah terbangun menyerupai asrama. Di dalam, sudah ada perlengkapan mebel, kasur bahkan air conditioner (AC) yang ditumpuk dan kelihatan sudah agak rusak. Sepertinya, penghentian proyek sejak empat tahun lalu ikut memakan usia barang-barang tersebut.
Kompleks olahraga Hambalang berada di area seluas sekitar 32 hektare. Dalam rancangan awal, ada 23 pembangunan infrastruktur yang didirikan mulai dari asrama, gedung sekolah, gedung olahraga sampai gedung serba guna.
Puas berkeliling, Presiden menyampaikan pendapatnya terkait pemandangan proyek yang mangkrak. "Kita cuma [sambil menggeleng-gelengkan kepalanya]."
Jokowi juga mengomentari perihal struktur bangunan yang ditemukan dalam kunjungannya itu. Seharusnya, struktur bangunan mega proyek itu menggunakan besi yang besar, namun tinjauan di lapangan menemukan pondasi bangunan dibangun dengan besi yang kecil.
"Harusnya pondasi 3 meter, ternyata setelah dicek besinya hanya 1 meter. Ini akan dicek semuanya, total," keluhnya.
Kondisi megaproyek Hambalang yang menggantung tak lepas dari kasus korupsi yang menggerogoti Kementerian Pemuda dan Olahraga periode 2009-2012, yang dipimpin Andi Mallarangeng.
Proyek yang mulai dikerjakan pada 2010 tersebut dicetuskan oleh Kemenpora yang memberikan ide tentang pusat pelatihan olah raga pada tingkat nasional.
Awalnya, nilai proyek pembangunan yang dianggarkan mencapai Rp1,17 triliun, tetapi pada perkembanganya diduga memakan dana hingga Rp2,5 triliun. Adapun, sampai penghentian proyek pada 2012, penyerapan anggaran baru mencapai Rp471,1 miliar.
Kasus tersebut semakin fenomenal setelah dalam perkembangan menyeret Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Berdasarkan kesaksian Nazarudin, Anas diduga menggunakan aliran dana untuk pemenangan dirinya dalam pemilihan ketua umum.
Saat ini, Andi maupun Anas telah divonis bersalah dalam kasus tersebut. Namun, hingga saat ini belum ada pengembangan kasus lagi terkait hambalang.
KEPUTUSAN
Kendati masih berproses hukum, Jokowi berjanji akan segera memutuskan kelanjutan pembangunan, akankah terus dilanjutkan atau malah ditinggalkan saja.
Dia menuturkan akan segera membahas persoalan ini dalam rapat kabinet terbatas,usai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat rampung mencheck and re-check kembali kepatutan dan struktur bangunan itu.
Meskipun belum ada keputusan, Jokowi sendiri menyiratkan akan terus melanjutkan proyek itu. Menurutnya, arah yang akan dilakukan pemerintah adalah untuk penyelamatan aset negara.
" Ini sudah menghabiskan anggaran triliunan yang perlu diputuskan segera."