Bisnis.com, JAKARTA - Walikota Bandung Ridwan Kamil mengatakan budaya nongkrong telah meningkatkan kreatifitas di kota yang dipimpinnya itu.
"Ada riset, kenapa Bandung kreatifitasnya meningkat? Ternyata budaya nongkrong. Tapi nongkrongnya positif. Jadi nongkrong ini semacam ruang agar anak muda bisa datang dan tuangkan ide mau bikin ini itu," katanya dalam Rapat Perumusan Kerja Sama Badan Ekonomi Kreatif dengan Pemerintah Daerah di Jakarta, Selasa (15/3/2016).
Menurut Emil, sapaan Ridwan Kamil, Bandung tidak seperti Bali yang secara alami melahirkan orang-orang kreatif.
"Di Bali, kulturnya memaksa penduduknya jadi pelukis atau pematung. Kalau di Bandung tidak. Makanya kita perbanyak sekolah tinggi, juga ruang mewadahi kreatifitas penduduknya," katanya.
Emil melanjutkan, ibu kota provinsi Jawa Barat itu yang memiliki sekitar 50 universitas dan menerima puluhan ribu anak muda setiap tahun itu memiliki pasokan anak muda yang besar dan perlu diwadahi.
"Anak muda ini energinya berlebihan. Kalau ditekan dia tidak kreatif, tapi kalau tidak diwadahi dia akan liar," ujarnya.
Oleh karena itu, pada 2016 pihaknya berencana untuk membangun tiga lokasi untuk mewadahi potensi anak muda di kota kembang berupa pusat kreatif, pusat inovasi dan pasar seni.
Pasalnya, menurut Emil, wadah untuk memfasilitasi potensi anak muda masih minim diberikan pemerintah.
"Di Bandung ini, gara-gara banyak anak muda, dikasih ruang, akhirnya bisa menghasilkan sesuatu. Misal, anak-anak muda yang suka musik berkumpul, jadilah band Peterpan yang sekarang jadi Noah. Ada yang suka desain 'clothing' jadilah distro. Maka, tugas negara perbanyak ruang untuk 'nongkrong' ini (fasilitasi kreatifitas anak muda)," ujarnya.