Kabar24.com, JAKARTA - Banyaknya aliran sungai di Pulau Kalimantan dinilai dapat menjadi moda transportasi alternatif di pulau tersebut. Optimalisasi aliran sungai dapat memecahkan masalah konektivitas.
Koordinator Forum Kerjasama Revitalisasi dan Percepatan Pembangunan Regional Kalimantan (FKRP2RK) Hadi Prabowo mengungkapkan konektivitas masih menjadi isu utama dalam pembangunan infrastruktur.
Padahal, ujarnya, Pulau Borneo memiliki potensi kekayaan sungai yang belum termanfaatkan secara optimal.
“Kondisi konektivitas sangat memprihatinkan. 80,45% masih perlu peningkatan pelebaran jalan. Sungai-sungai di Kalimantan Barat itu perlu dihidupkan,” ujarnya baru-baru ini
Untuk membenahi sistem konektivitas di Kalimantan, pihaknya akan mengajukan dana Rp24, 35 triliun untuk lima provinsi pada RAPBN 2017 mendatang.
Rinciannya, sebesar Rp3,1 triliun untuk bandar udara, Rp12,70 triliun untuk jalan dan jembatan, Rp1,4 triliun untuk jalan kereta api, Rp32 miliar untuk komunikasi dan informatika, Rp6,23 triliun untuk pelabuhan dan dermaga, Rp150 miliar untuk perhubungan darat, Rp318 miliar untuk terminal darat, dan Rp345 miliar untuk transportasi sungai.