Kabar24.com, JAKARTA--Satu shelter pengungsi Rohingnya di Desa Blang Adoe, Lhokseumawe, Aceh Utara menarik atensi tiga peneliti dan seorang jurnalis asal Jepang.
Tempat penampungan atau Integrated Community Shelter (ICS) itu didirikan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Komite Solidaritas Rohingnya (KNSR) atas dukungan Pemkab Aceh Utara. ICS ini menarik minat peneliti dan jurnalis dari Negeri Sakura.
Wartawan yang datang berasal dari Nippon Hoso Kyokai (NHK), Yuko Aizawa. Adapun peneliti berasal dari The Sasakawa Peace Foundation, yaitu Akiko Horiba, Mariko Hayashin dam Fumiko Okamototo.
Presiden KNSR Syuhelmaidi Syukur mengatakan mereka hendak meneliti asal muasal etinis Rohingnya sampaike Aceh, sejarah konflik mereka serta penanganan setelah tiba di Indonesia.
"Selain di Desa Blang Adoe juga ada pengungsian di Bayeun Aceh Timur, Kuala Langsa dan Lhok Bani di Kota Langsa," katanya dalam siaran pers, Selasa (9/2/2015).
Sebelum kehadiran peneliti Jepang, shelter di Blang Adoe juga sempat didatangi peneliti asal Malaysia dan Australia. Bahkan pada awal Januari sejumlah mahasiswa Nanyang University Singapura datang untuk syuting film dokumenter.
Bersamaan dengan tamu dari Jepang, ICS Blang Adoe juga dikunjungi dua peneliti dari The Habibie Center. Mereka semua fokus kepada penelitian tentang konflik dan persamaian.
"Kedatangan mereka ke Aceh menunjukkan bahwa isu Rohingnya masih terus bergulir di kancah internasional," ucap Syuhelmaidi.
Shelter Blang Adoe berkapasitas 332 orang. Dilengkapi fasilitas lengkap seperti rumah ibadah, ruang belajar, taman bermain, klinik kesehatan, dapur umum, 42 MCK, air bersih dan taman.