Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kritik Pakai Akun Palsu di Sosmed, Gubernur Made: Itu Orang Pengecut

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan pengguna sosial media untuk tidak menjadi pengecut dengan menggunakan akun palsu dalam menyampaikan pendapat serta mengkritisi sebuah kebijakan pemda.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika/Antara
Gubernur Bali Made Mangku Pastika/Antara

Kabar24.com, DENPASAR - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan pengguna sosial media untuk tidak menjadi pengecut dengan menggunakan akun palsu dalam menyampaikan pendapat serta mengkritisi sebuah kebijakan pemda.

Pastika mengajak masyarakat lebih bijak dalam memanfaatkan sosial media (sosmed) tersebut. Dia menegaskan hal itu dalam Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) yang digelar setiap Minggu pagi di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon, Denpasar.

"Paling gampang di sosmed membuat akun dengan identitas palsu lalu ngomel dan marah-marah. Saya tidak alergi kritik, tetapi caranya jangan sembunyi-sembunyi dengan akun abal-abal seperti itu," desaknya, Minggu (7/2/2016).

Pantauan Bisnis, sejumlah kritik disampaikan oleh masyarakat Bali melalui media sosmed, khususnya facebook kepada mantan Kapolda Bali tersebut. Kritik paling sering disampaikan terkait dukungannya terhadap rencana Reklamasi Teluk Benoa.

Diakuinya Pastika, sosmed banyak membawa pengaruh positif bagi kehidupan masyarakat. Namun, terlepas dari hal itu, media ini kerap dimanfaatkan pihak yang sukanya hanya mengomel di belakang dan tidak berani menunjukkan jati diri. Dia mengajak masyarakat yang berani dan benar-benar ingin menyampaikan aspirasi, memanfaatkan PB3AS.

‎Pastika juga mengajak pelaku usaha transportasi di Bali memanfaatkan perkembangan teknologi. Dorongan itu disampaikan terkait munculnya kekhawatiran sopir taksi lokal terhadap aplikasi seperti Grab Car dan Uber yang mulai diterima konsumen di Bali.

Dia menyatakan pemda akan tetapi melindungi kepentingan pelaku usaha lokal, tetapi kemajuan teknologi informasi tak bisa dibendung. "Kalau mereka menggunakan media online, kita juga harus pakai," pintanya.

Apalagi, lanjutnya, pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang memungkinkan tenaga asing seperti sopir dari Filipina akan masuk Bali dengan penampilan mereka lebih menarik dan Bahasa Inggris lebih bagus. Dengan demikian, pelaku usaha lokal tidak bisa hanya berdiam diri dan sekedar menolak.

Pastika mengajak masyarakat memahami kondisi tersebut, karena persaingan antar destinasi pariwisata dalam negeri mulai ketat. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang akan mengenjot pembangunan sektor kepariwisataan di 10 destinasi yang tersebar di sejumlah daerah masing-masing sebesar Rp20 triliun.

Rencananya akan ada 10 kawasan di seluruh Indonesia akan dijadikan Bali kedua, seperti Danau Toba, Borobudur, Banyuwangi, Mandalika Lombok, Labuan Bajo dan Raja Ampat.

"Mengingat ketatnya persaingan yang dihadapi, mari disikapi. Tak ada pilihan selain meningkatkan kualitas diri. Jadi lebih cerdas, berani, jujur, bersih dan bertanggung jawab," tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper