Kabar24.com, DEPOK - Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Hamdi Muluk mengatakan terorisme tidak identik dengan radikalisme.
"Tapi kata kunci untuk memahami terorisme adalah radikalisasi. Untuk sampai menuju terorisme, kelompok radikal perlu jalan cukup panjang," ujarnya saat diskusi di Kampus UI, Senin (1/2/2016).
Selama ini pandangan umum di masyarakat kerap menyamakan radikalisme dengan terorisme. Siapa saja yang terindikasi radikal akan dicurigai sebagai tersangka teroris.
Radikalisme, kata dia berarti mengakar dan siapa pun bisa menjadi radikal apabila tindakannya benar-benar mengakar, termasuk filsuf dan ahli keilmuan pun bisa disebut radikal.
Di tengah-tengah masyarakat, misalnya banyak menemukan bahwa warga yang dianggap radikal belum tentu teroris, tetapi mereka yang terlibat terorisme dipastikan radikal.
"Jadi orang yang paham radikal saja tidak cukup untuk jadi teroris. Mereka yang sudah radikal baru bisa menjadi teroris apabila bertemu dengan orang yang pas," ujarnya.