Bisnis.com, LONDON - Kepariwisataan di Amerika Selatan dan Amerika Tengah tampaknya akan terancam sekaitan penularan virus Zika kepada wisatawan sehabis berkunjung ke sana.
Tiga pelancong dari Inggris yang mengunjungi Amerika Tengah dan Selatan dan kembali ke negara mereka telah didiagnosis terserang virus Zika --yang mengakibatkan cacat otak pada bayi.
Lembaga Kesehatan Inggris pada Sabtu (23/1/2015) mengkonfirmasi bahwa, hingga 18 Januari, tiga kasus yang berkaitan dengan perjalanan ke Kolombia, Suriname dan Guyana telah didiagnosis di antara pelancong Inggris.
Virus tersebut, katanya, tidak muncul secara alamiah di Inggris; virus itu pertama kali diisolasi dari kera di Hutan Zika di Uganda pada 1947.
Gejala serangan virus Zika meliputi demam dengan intensitas rendah, nyeri persendian, radang sendi mata, sakit kepala, nyeri otot dan nyeri mata.
Para ilmuwan juga percaya penyakit itu berkaitan dengan mikrosefalus, atau otak kecil yang tidak normal, pada bayi. Oleh karena itu, perempuan di Brazil, Kolombia dan El Salvador telah disarankan agar tidak hamil selama berjangkit wabah tersebut, kata Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Minggu (24/1/2016) siang.
Delapan-belas negara dan wilayah di Amerika telah mengkonfirmasi beberapa kasus, seperti Barbados, Ekuador, Guiana Prancis, Guatemala, Guyana dan Haiti.
Sebagian besar kasus virus Zika menular melalui gigitan nyamuk. Sedikit kasus telah menyebar melalui hubungan seks atau melalui penularan dari ibu ke janin melalui plasenta.
Media lokal pada Sabtu melaporkan ketiga kasus tersebut diduga sebagai kasus yang pertama dikonfirmasi di negeri itu, tapi tak ada perincian mengenai kondisi saat ini yang telah disiarkan.
Sejauh ini, tak ada pengobatan anti-virus khusus untuk virus Zika, dan tak ada vaksin atau obat yang bisa mencegah penularan virus Zika.
Perawatan yang mendukung dan meredanya gejala dilakukan melalui pengobatan standard, kata Lembaga Kesehatan Masyarakat Inggris.