Kabar24.com, JAKARTA - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan mengungkapkan kronologi teror berdarah di Jalan M.H. Thamrin, yang terjadi pada Kamis (14/1/2016).
Kronologi yang dia sampaikan didasarkan pada pemeriksaan kamera closed-circuit television (CCTV) yang dikumpulkan dari sekitar lokasi serangan.
"Ledakan pertama terjadi di kafe Starbucks pukul 10.39 WIB, dan 11 detik kemudian ledakan kedua di pos lantas," katanya dalam jumpa pers di gedung Divisi Humas Mabes Polri, Sabtu (16/1/2016).
Diduga, kedua ledakan di awal merupakan bom bunuh diri. Itu karena adanya dua jenazah dengan perut terkoyak, khas pelaku bom bunuh diri.
Akibat ledakan tersebut, pengunjung kedai Starbucks kemudian berlarian keluar. Dua menit setelah ledakan kedua, pada pukul 10.40-10.41 WIB, empat polisi lalu lintas mendatangi TKP. Menyusul kemudian empat anggota lagi. "Polantas itu tak menyadari yang meledak Starbucks," tuturnya.
Dalam waktu lima menit, tepatnya pukul 10.44 WIB, Jalan M.H. Thamrin disterilkan dengan menutup akses dari kedua arah. Pada pukul 10.48 WIB, dua orang muncul dari arah kafe Starbucks, MA dan AF. Salah satu dari mereka membawa tas ransel.
Keduanya kemudian menghampiri dua polisi yang ada di depan mereka. Mereka menyeberang Jalan M.H. Thamrin untuk mendekati kedua polisi itu. "Satu orang (di antara mereka) mendatangi polisi, lalu menembak dua polisi," ucapnya.
Satu pelaku lain masuk ke kafe Starbucks dan menembak dua warga negara asing. Satu di antaranya, Taher Amer Quali, asal Kanada tewas. Dari pukul 10.58 WIB, aksi tembak-menembak terjadi hingga 11 menit. Selama itu pula terjadi empat ledakan susulan.
Ledakan pertama merupakan ledakan akibat lemparan bom ke arah mobil polisi. Yang kedua, ke arah polisi langsung. "Detik-detik terakhir, ada dua ledakan lagi. Satu karena tembakan polisi. Satu karena ledakan bom yang mereka pegang sendiri," tuturnya. Kedua pelaku tewas dalam ledakan detik-detik terakhir itu.
Serangan ini terjadi di Jalan M.H. Thamrin pada Kamis lalu. Tujuh orang dinyatakan tewas akibat serangan itu. Empat di antaranya terduga pelaku serangan tersebut. Dua lainnya merupakan warga sipil. Dan satu jenazah lagi belum bisa dipastikan Polri sebagai korban sipil atau salah satu pelaku.