Bisnis.com, MEDAN— Pemerintah Provinsi Sumatra Utara dinilai perlu meningkatkan kualitas sektor pariwisata. Pasalnya, sektor ini diprediksi menjadi salah satu pendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah yang ampuh.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumut dalam Kajian Ekonomi Regional Kuartal III/2015 menyebutkan, pertumbuhan sektor pariwisata Sumut saat ini masih rendah. Hal ini terlihat dari pertumbuhan subsektor seperti penyediaan makanan dan minuman, transportasi, perdagangan hingga reparasi yang belum meningkat.
Selain itu, pangsa pasarnya terhadap perekonomian Sumut relatif stagnan. Penurunan kinerja sektor paling terlihat dari kemerosotan jumlah kunjungan wisawatan mancanegara dan tingkat huni kamar.
“Padahal, potensi pariwisata Sumut sangat besar. Sumut punya tujuh kawasan pengembangan pariwisata nasional, seperti Nias Barat, Teluk Dalam, Medan, Tangkahan-Leuser, Bukit Lawang, Danau Toba, dan Sibolga,” papar Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut Difi A. Johansyah, Selasa (29/12/2015).
Lebih lanjut, dia mengatakan, jumlah objek wisata yang ada di Sumut mencapai 339 objek, tapi yang beroperasi secara komersial bar 120 objek. Memang masih terdapat banyak kendala seperti aksesibilitas yang belum optimal, kurangnya kesadaran wisata dan profesionalisme pelaku pariwisata, minimnya alokasi dana APBD untuk sektor ini, dan belum tersusunnya kalender pariwisata secara baku.
Khusus untuk alokasi APBD, reratanya hanya 0,2% dari total dengan kecenderungan menurun setiap tahunnya. Selain itu, pariwisata di Sumut dinilai masih kurang promosi.
“Pemprov harus meningkatkan dukungan anggaran. Selama 5 tahun terakhir, alokasinya terus menurun. Sementara itu, target kunjungan terus meningkat. Pada tahun depan 363.357 orang dan pada 2017 399.692 orang. Ini bisa meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap PDRB 2,31% sampai 2,36%,” tambah Difi.
Selain dukungan anggaran, pemprov juga harus memperbaiki akses menuju objek wisata di antaranya, membangun jalan arteri/non tol lingkar luar Danau Toba 248,53 km, pengembangan jalur kereta api 505,43 km untuk lintas utama dan cabang, pengembangan enam bandara perintis dan pelabuhan.
Adapun keenam bandara perintis terutama untuk pantai Barat yakni Bandara Sibisa, Bandara Silangit, Bandara FL Tobing, Bandara Binakan, Bandara Lasondre dan Bandara Aek Godang. Untuk pelabuhan yakni Sibolga, Gunung Sitoli, Tanjung Leidong, Tanjung Sarang Elang, Kuala Tanjung dan Teluk Dalam Nias.
“Selain itu, pemprov juga harus mendorong pembangunan pusat promosi dan perdagangan UMKM dan mengembangkan kerja sama galeri produk unggulan,” pungkasnya.
Berdasarkan data BPS Sumut, jumlah wisman pada OKtober 2015 mencapai 16.430 kunjungan atau turun 6,83% dari September 2015. Tak hanya itu, jika dibandingkan dengan Oktober 2014, jumlah tersebut merosot 30,45%. Kepala BPS Wien Kusdiatmono sebelumnya mengatakan, penurunan tersebut terjadi terutama akibat erupsi Gunung Sinabung dan asap kebakaran lahan yang melanda beberapa provinsi di Sumatra.