Kabar24.com, JAKARTA — Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie memilih tidak terburu-buru memilih pengganti Setya Novanto sebagai Ketua DPR RI.
Sejauh ini, memang sudah munculkan sejumlah nama kandidat pengganti Setya Novanto yang sudah mengundurkan diri dari jabatannya karena terlibat kasus pelanggaran etik dalam lobi renegosiasi kontrak karya PT Freeport Indonesia.
Namun, secara resmi Golkar belum menunjuk kadernya untuk duduk di pucuk pimpinan DPR.
Fadel Muhammad, Wakil Ketua Umum Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie (Ical), mengatakan partai sudah memetakan beberapa orang yang dianggap memenuhi kriteria.
“Waktu itu ada saya sendiri, Ade Komarudin, dan Setya Novanto. Tapi Ketua Umum [Ical] memilih Setya Novanto,” katanya di Kompleks Gedung Parlemen, Kamis (17/12), menggambarkan proses terpilihnya Setnov menjadi Ketua DPR.
Menurutnya, mekanisme pemilihan pengganti tidak jauh dari penetapan Setya sebelumnya.
Ketua DPR dari Partai Golkar, ujar Fadel, harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain pernah masuk struktur kepengurusan, perolehan suara terbanyak, pengalaman, serta mengantongi restu Ketua Umum.
Fadel berharap partainya tidak terlalu lama membiarkan kekosongan jabatan Ketua DPR.
“Kalau bisa, sebelum akhir tahun sudah ada penggantinya. Jadi setelah reses sudah ada ketua baru,” kata Fadel yang pernah menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2009-2014.
Namun demikian, tutur Fadel, hingga saat ini Partai Golkar masih belum mengadakan pleno untuk memutuskan pengganti Setya Novanto yang mundur sebelum Mahkamah Kehormatan Dewan DPR menjatuhkan sanksi kepadanya.
“Saat ini belum menentukan sikap resmi,” ujar Fadel.
Belum adanya pleno pemilihan Ketua DPR di internal Partai Golkar itu juga diungkap Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham.
“Partai Golkar tidak akan terburu-buru mengambil keputusan. Kami masih menunggu suasana politik stabil dulu,” kata Idrus.