Bisnis.com, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengingatkan saat ini Indonesia menjadi incaran negara asing di antaranya dengan melakukan proxy war.
Gatot berpenedapat negara-negara asing itu berupaya menguasai kekayaan alam Indonesia dengan berbagai cara salah satunya membuat proxy war yakni penggunaan pihak ketiga untuk berperang.
Bahkan, tuturnya, kini proxy war sudah terasa dan harus waspadai karena sudah menyusup ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Caranya dengan menguasai media di Indonesia dengan menciptakan adu domba TNI-Polri, rekayasa sosial, perubahan budaya, pemecah belah partai dan penyelundupan narkoba sudah jauh-jauh hari dilakukan”, katanya.
“Semua ingin menguasai Indonesia. Apakah 28 tahun lagi, pada 2043, anak dan cucu kita bisa hidup layak ? Kalau kita tidak bangkit dan bela negara, maka kita tak bisa selamatkan anak cucu kita,” katanya.
Sebab itu, guna menghindari hal terseut maka diperlukan revolusi mental dengan menjalankan serta mengamalkan Pancasila.
“Jadi sebenarnya untuk mengatasi masalah proxy war bangsa Indonesia sudah memiliki semuanya, yakni dengan Pancasila dan semangat gotong royong," katanya.
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima Minggu (13/12/2015), Gatot memprediksi peta konflik dunia akan bergeser seiring habisnya sumber energi fosil.
Menurutnya, saat ini lebih dari 70 persen konflik di dunia berlatar belakang energi.Selanjutnya konflik akan bermotif penguasaan sumber pangan, air bersih dan energi hayati yang semuanya berada satu lokasi yaitu di daerah ekuator.
Gatot mengatakan di belahan bumi ada tiga kawasan ekuator yaitu Indonesia, Afrika Tengah, dan Amerika Latin yang memiliki tanah subur sepanjang tahun untuk bercocok tanam.
Karena itu Indonesia merupakan sumber energi, pangan, dan air bersih yang menjadi incaran kepentingan nasiona negara-negara asing pada masa mendatang.
Ia menambahkan, di masa mendatang Indonesia juga menghadapi tantangan berat berupa membeludaknya jumlah penduduk yang saat ini telah mencapai 7 miliar jiwa.
Gatot mengatakan dalam sebuah penelitian disebutkan idealnya bumi hanya mampu menghidupi 3-4 miliar penduduk.
“Dengan semakin membeludaknya jumlah pertumbuhan penduduk dan habisnya cadangan energi minyak bumi pada tahun 2043, maka akan menyebabkan krisis pangan dunia,” kata Gatot.