Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sidang Pembunuhan Engeline: Saksi Rohana Diminta Margrit Hubungi Ivon

Selain mengantar tersangka melaporkan kehilangan anak, saksi Rohana mengaku sempat diminta menghungi Ivon, anak kandung Margrit, agar datang mencari Engeline.
Siswi TK berdoa untuk Angeline, sebelum bocah malang itu akhirnya ditemukan terkubur di halaman rumah ibu tirinya./Antara
Siswi TK berdoa untuk Angeline, sebelum bocah malang itu akhirnya ditemukan terkubur di halaman rumah ibu tirinya./Antara

Kabar24.com, DENPASAR -- Selain mengantar tersangka melaporkan kehilangan anak, saksi Rohana mengaku sempat diminta menghungi Ivon, anak kandung Margrit, agar datang mencari Engeline.

Saksi sempat curiga, mengapa bukan Margrit sendiri yang menghubungi Ivon untuk datang ke rumah ibu kandungnya itu.

Hal itu terungkap dalam sidang kasus pembunuhan Engeline. Sidang dipimpin Ketua Majelis Hakim Edward Harris Sinaga, di Pengadilan Negeri Denpasar, Selasa (8/12/2015).

"Saya sempat bertanya tentang hal itu, namun Margrit hanya mengatakan apabila terdakwa yang langsung menghubungi Ivon akan terjadi perselisihan," ujar Rohana.

Rohana mengakui, dihubungi Margrit pada 16 Mei 2015 pukul 16.00 Wita untuk diminta bantuan agar menghubungi Ivon dan memintanya agar datang ke Jalan Sedap Malam.

Kemudian saksi datang ke rumah terdakwa pukul 18.00 Wita, melihat Margrit, Agustay, Susiani dan Handono berdiri di depan mobil Toyota Kijang yang terparkir di halaman rumah ibu angkatnya itu.

Pada saat itu juga Ivon datang dan menyarankan Margrit untuk melapor ke kantor polisi atas hilangnyan Engeline.

Setelah satu hari lebih Engeline menghilang, saksi mengantar Margrit bersama Ivon melapor ke Kepala Desa (kelian adat) di daerah itu, namun disarankan untuk melaporkan kejadian itu ke Polsek Denpasar Timur.

"Saat itu, Margrit menceritakan kepada saya bahwa Engeline hilang setelah mengantar pensil ke kamar Agustay. Namun, Agustay menerangkan setelah memberi pensil ke kamar Agustay dan pihaknya melihat korban sudah kembali ke kamar terdakwa," katanya.

Pada 17 Mei 2015 saksi datang kembali ke rumah Margrit dan bertemu Agustat dan ibu angkatnya Engeline. "Saat diketahui Engelin menghilang raup wajah Margrit tidak khawatir atas hilangnya anaknya," ujarnya.

Ia menambahkan, untuk rutinitas Engeline di rumah ibu angkatnya itu, pihaknya tidak mengetahui bahwa korban setiap hari memberi makan ayam milik Margrit.

Selain itu, ia mengetahui Engeline sering berjalan kaki ke sekolah dan sempat bertanya kepada Margrit kenapa membiarkan korban berjalan kaki, namun terdakwa mengatakan bahwa Engeline lebih suka berjalan kaki.

"Saat bersekolah pakaian yang dikenakan korban terlihat tidak rapi dan rambut tidak disisir sehingga pihaknya sempat menyisirkan rambut Engeline," kata saksi.

Saksi mengaku sangat prihatin dengan kondisi Engeline dan sempat bertanya kepada Margrit, namun terdakwa tidak mau diberi masukan karena cepat tersinggung.

Ia mengaku pernah memberikan uang saku Rp5.000 kepada Engeline saat berjalan kaki ke sekolahnya. Saksi mengaku tidak tega melihat Engeline.

Saat penemuan jenazah Engeline pada 10 Juni 2015, saksi disambangi polisi di kediamannya. Polisi membawa saksi ke Polresta Denpasar untuk dimintai keterangan lebih lanjut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper