Kabar24.com, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak semua pihak menunggu apa yang terjadi di sidang Mahkamah Kehormatan Dewan terkait dugaan pelanggaran etik oleh Ketua DPR Setya Novanto menyangkut perpanjangan kontrak PT Freeport di Indonesia.
Wapres JK mengaku tidak tahu mengapa sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dengan agenda mendengarkan keterangan Ketua DPR RI Setya Novanto berlangsung secara tertutup.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi, kita tunggu saja," kata JK kepada wartawan di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (7/12/2015).
JK mengemukakan hal itu ketika ditanyakan komentarnya tentang sidang MKD dengan agenda mendengarkan keterangan Ketua DPR RI Setya Novanto pada Senin (7/12) ini yang berlangsung secara tertutup.
Ketika ditanya apakah ada lobi-lobi, Wapres mengemukakan bahwa yang namanya lembaga politik itu pasti ada lobi-lobi tetapi mengenai hal tersebut dirinya menyerahkan kepada anggota DPR.
JK menyatakan bahwa setahu dirinya bila sidang MKD dilakukan secara tertutup berarti menyangkut masalah sensitif.
Wapres juga mengingatkan bahwa sidang mengenai etika bukanlah mengenai benar atau salah di mata hukum tetapi lebih kepada kepantasan.
Sebelumnya, politisi senior Partai Golkar Priyo Budi Santoso menyatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla kesal dan kecewa bahwa namanya dicatut dalam rekaman terkait kasus dugaan perbincangan saham Freeport yang beredar di masyarakat luas.
"Saya sempat tujuh menit berdua berbicara sama beliau (Jusuf Kalla), karena saya pernah menjadi andalan beliau sebagai ketua fraksi saat Pak Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum Partai Golkar," kata Priyo Budi Santoso di Jakarta, Senin (7/12).
Menurut Priyo, dalam perbincangan yang bersifat informal itu dapat ditangkap mengapa Wapres menyimpan rasa kekesalan dan kekecewaan ketika namanya disebut-sebut dalam rekaman yang beredar luas tersebut.
Priyo yang juga menjadi Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol Jakarta itu menegaskan, pola seperti itu semestinya pada hari seperti saat ini sudah seharusnya dibersihkan oleh berbagai pihak.
"Saya ingin mengatakan kepada publik bahwa Pak JK baik sebagai Wapres maupun anak bangsa merasa tergerak, bahwa siapapun yang mencoba patgulipat dalam hal-hal semacam itu mesti dibersihkan," kata mantan Wakil Ketua DPR RI itu.
Priyo juga menyampaikan rasa bangganya kepada Wapres Jusuf Kalla karena telah menjadi pemimpin yang bersifat tegas.
Ia mengungkapkan, kasus ini telah menjadi konsumsi publik yang meluas dan sudah tidak bisa ditutup-tutupi lagi.
"Kalau prosesnya sudah diketahui secara telanjang oleh publik, pengalaman saya sulit ditutup-tutupi lagi. Saran saya semua terbuka saja," kata Priyo.