Bisnis.com,BANDUNG - Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Chappy Hakim mengkritik keras polemik pembelian helikopter kepresidenan.
Chappy yang juga pengamat dirgantara ini mengatakan pengadaan helikopter adalah subsistem dari alat senjata angkatan perang negara RI. "Jadi kalau pembelian atau pengadaan senjata untuk perang itu bukan bahan diskusi terbuka," katanya di seminar nasional Pembangunan Bandara Kertajati di Grand Preanger, Bandung, Kamis (3/12/2015).
Menurutnya segala hal terkait pembelian ini lebih tepat dijawab oleh otoritas yang berwenang seperti Kapuspen atau Kepala Staf. "Harus diingat kita tidak boleh membahas terus pengadaan sistem senjata. Itu isi perut kita. Yang negara lain pasti intip-intip, nanti tahu. Pantas nggak?" Ujarnya.
Lalu soal industri pesawat terbang sebagai pusat industri pertahanan seperti PT DI menurutnya juga tidak pantas dibuka terlalu lebar informasinya. "Yang atributnya industri pertahanan negara kan pasti negara lain ingin tahu, dia bikin apa sih? Itu bukan bahan diskusi dan perdebatan. Itu isi perut kita, hati-hati!"
Menurutnya saat ini banyak pihak ingin tahu jeroan industri pertahanan Indonesia. Jika hal ini tidak disadari, PT DI yang dibedah bisa membuat pesawat dan lain-lain akan menjadi informasi berharga bagi negara kompetitor atau pihak lain.
"Please edukasi. Kalau bicara halk dengan pertahanan negara yang berhak menjawab adalah pejabat yang punya otoritas bukan yang lain. Kalau sudah jadi bahasan di luar yang malu siapa?"
Chappy sekali lagi menekankan jika pengadaan persenjataan dan industri pertahanan jangan menjadi diskusi terbuka yang akhirnya membongkar jeroan dalam negeri.
"Kita rugi. Saya nggak masalahkan pembelian, boleh saja kok tapi jangan jadi diskusi terbuka. Saya ngga mau masalah di media karena pak Chappy bilang beli ini itu," katanya.