Bisnis.com, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengancam mengganti direksi PT Agronesia dan PD Jasa dan Kepariwisatan (Jawi) jika tidak segera menunjukan perbaikan kinerja.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan direktur utama dua BUMD tersebut dapat diganti jika tidak bisa memperbaiki kinerja perusahaannya ke arah yang lebih baik. Pihaknya menduga awalnya kinerja BUMD rendah karena persoalan kebutuhan modal.
"Jangan-jangan (kinerja buruk) karena kurang modal, kalau terus menerus dikasih modal tapi tidak bisa apa-apa maka orangnya harus diganti kalau perlu," katanya di Bandung, Senin (23/11/2015).
Sebelum merombak direksi, terlebih dahulu pihaknya akan mengevaluasi kinerja dua BUMD tersebut dan mengirimkan konsultan khusus agar kinerjanya bisa lebih produktif dan mengetahui apa yang salah pada BUMD tersebut karena modal yang diberikan Pemprov Jawa Barat cukup besar.
"Kalau kinerjanya belum optimal padahal sudah diberikan modal besar tapi demikian maka harus diselidiki apanya yang salah. Apakah orangnya yang salah atau ada sesuatu di luar itu yang merongrong," katanya.
Pihaknya mengingatkan kinerja setiap BUMD harus mengedepankan profesionalisme bukan mengutamakan kedekatan dengan pejabat karena ada penyertaan modal dan pemisahan aset untuk peningkatan pendapatan asli daerah untuk pembangunan Jawa Barat.
"Kalau penyertaan modal besar maka keuntungan yang disetor juga harus besar jangan malah sebaliknya, yang disetor ke PAD kecil," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa mengatakan pihaknya melakukan evaluasi seluruh BUMD dengan menekankan pada perbaikan tata kelola perusahaan agar kinerja ke depan makin baik.
"Yang harus dilakukan adalah tata kelola perusahaan.Ini mutlak harus dibuat, salah satunya dengan adanya business plan yang wajar akurat dan bisa menangkap peluang," katanya.
Menurutnya untuk meningkatkan nilai perusahaan dan kinerja, salah satu indikatornya terlihat dari peningkatan laba.
Saat ini kontribusi BUMD pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru sekitar Rp282 miliar.
"Paling besar masih bank Bjb yang lainnya masih penyehatan, seperti PD Jawi dan Agronesia," katanya.
Iwa memastikan pihaknya akan mendorong agar dua BUMD ini segera melakukan optimalisasi agar bisa turut menyumbang PAD.
PD Jawi misalnya akan diminta mengoptimalisasi pengembangan lahan dan hotel yang dimiliki.
"PT Agronesia, statusnya sekarang dalam stabilisasi, mudah-mudahan tidak terlalu lama, saat ini untung tidak rugi juga tidak, saya minta komisaris dan direksi berupaya maksimal supaya jadi growth, pertumbuhan," ujarnya.
Pihaknya meminta agar BUMD tersebut mampu membangun sinergitas di internal perusahaan, antara komisaris dan direksi serta direksi dan karyawan.
Setelah itu bangun sinergitas antar BUMD dan Pemprov dan mitra strategis. "Supaya kuat dan solid.Kita tekankan hal tersebut," katanya.
BUMD juga dituntut bekerja sesuai dengan business plan yang berisi action plan, siapa berbuat apa, time limit dan target yang jelas.
Iwa menegaskan jika ke depan perusahaan masih jalan di tempat maka sistem punishment akan diterapkan.
"Kita pantau secara ketat, tapi kita juga kasih arahan peluang supaya menghasilkan. Kalau ini dibereskan maka bisa lari ke depan," ujarnya.
Pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan Acuviarta Kartabi menilai BUMD seperti PD Jawi dan Agronesia pun harus dilecut untuk memberikan revenue yang lebih tinggi.
Saat disinggung mengenai upaya yang harus dilakukan direksi agar lebih maksimal dalam memberikan kontribusi, disebutkannya, pemprov harus memilih direksi secara ketat dan berasal dari kalangan profesional.
"Karena dugaan saya banyak direksi dipilih secara tidak transparan oleh pemda," ujarnya.