Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KPAI Minta Warga Ikut Awasi Warnet Game Online

Untuk melindungi anak dari hal-hal berbau kekerasan, masyarakat berperan penting dalam melindungi anak dari pengaruh konten porno dan kekerasan. Salah satunya melalui keberadaan warung internet yang menyediakan game online dengan konten tak sesuai usia anak.
Anak-anak bermain game online di sebuah warnet./Ilustrasi-indigos.com
Anak-anak bermain game online di sebuah warnet./Ilustrasi-indigos.com
Kabar24.com, JAKARTA -- Untuk melindungi anak dari hal-hal berbau kekerasan, masyarakat  berperan penting dalam melindungi anak dari pengaruh konten porno dan kekerasan. Salah satunya melalui keberadaan warung internet yang menyediakan game online dengan konten tak sesuai usia anak. 
 
"Apalagi jika keberadaan warnet menimbulkan keresahan akibat anak pulang larut malam," ujar Komisioner KPAI Susanto, dalam diskusi tentang anak, Jakarta, Jumat (30/10/2015).
 
Menurut Susanto, masyarakat berhak menantang keberadaan warnet yang meresahkan. “Izin operasional warnet ada di pemerintah daerah. Izin ini bisa dicabut bila ada keluhan dari masyarakat. Dengan ketentuan ini masyarakat sebetulnya tak perlu ragu bila ada sumber informasi bermuatan pornografi dan kekerasan,” paparnya.
 
Susanto menjelaskan, bukti di lapangan sudah menjelaskan bahayanya game online yang bermuatan kekerasan dan pornografi. Dia menjelaskan sebelumnya tak pernah ada kasus anak usia sekolah dasar yang mencekik temannya sendiri hingga terbunuh. Tontotan berkaitan langsung dengan perilaku keseharian anak. Kejadian tersebut menjadi bukti bahayanya tontonan bernuatan pornografi dan kekerasan bagi perilaku anak.
 
Pendiri Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA) Diena Haryana mengatakan, game kekerasan akan memicu produksi hormon kortisol yang mengindikasikan tingkat stress. Sementara game bermuatan pornografi meningkatkan produksi dopamine dalam otak anak.
 
Peningkatan kedua hormon terwujud dalam perilaku anak. Kortisol menyebabakan anak berperilaku temperamental dan melakukan kekerasa, misal kerap memukul. Sedangkan dopamine menyebabkan anak sulit konsentrasi akibat menghadirkan fantasi sesuai tontonan yang disaksikannya setiap hari. Tontonan bermuatan kekerasan dan pornografi sama menyebabkan anak mengalami ketergantungan.
 
Anak dengan adiksi tidak bisa mandiri saat mendewasa. “Bila dia tidak bisa mandiri lantas bagaimana anak akan hidup. Pemerintah tak bisa setengah hati dalam menyediakan perlindungan bagi anak,” kata Diena.
  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper