Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mahasiswa IBI Darmajaya Lampung Ciptakan Helm Anti Kantuk Berbiaya Murah

Mahasiswa jurusan Sistem Komputer, Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya, Lampung, berhasil menciptakan helm anti kantuk berbiaya murah.n
Akmal dan helm anti kantuk ciptaannya/darmajaya.ac.id
Akmal dan helm anti kantuk ciptaannya/darmajaya.ac.id

Kabar24.com, JAKARTA -- Mahasiswa jurusan Sistem Komputer, Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya, Lampung, berhasil menciptakan helm anti kantuk berbiaya murah.

“Helm antikantuk sebenarnya sudah ada di pasaran, tetapi harganya sangat mahal. Ini versi murahnya,” kata mahasiswa jurusan Sistem Komputer, Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Lampung, Akmal, melalui keterangan pers yang diterima Selasa (27/10/2015).

Ia menyebutkan helm antikantuk buatan luar negeri dengan menggunakan gelombang suara otak yang ditaksir memiliki harga hingga lebih dari Rp10 juta.

Ada pula helm antikantuk buatan mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) yang dinamai Anti-Drowsing System (Androsys) yang menghabiskan biaya Rp500 ribu.

“Kalau helm antikantuk buatan saya hanya Rp100 ribu,” ujarnya.

Helm itu tak berbeda dengan helm kebanyakan. Hanya kabel sepanjang satu meter yang terlihat menjulur keluar. Sementara perangkat modular tersimpan rapi di dalam helm.

Akmal mendesain sistem pendeteksi denyut nadi yang dipasang pada helm sebagai alat peringatan kantuk berbasis mikrokontroler.

“Saya berharap helm dengan peringatan kantuk ini dapat mengurangi angka kecelakaan motor,” ucapnya.

Ia menerangkan jika seseorang dalam keadaan mengantuk, maka denyut nadinya akan berdetak lebih lambat dibandingkan tidak mengantuk atau sedang terjaga.

“Dalam keadaan mengantuk denyut nadi berdetak kurang dari 60 bpm (beats per minute). Pada saat itu helm ini akan memberikan peringatan kantuk berupa suara dan getaran yang diharapkan memberikan efek kejut agar pengendara dapat terjaga kembali,” katanya.

Akmal menjelaskan, ia mendeteksi denyut nadi dengan menggunakan sensor photodioda dan infra-red yang dipasangkan pada salah satu titik denyut nadi, seperti leher atau pergelangan tangan untuk memperoleh data.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper