Bisnis.com, JAKARTA -- Marhaenisme sebagai ajaran Proklamator Soekarno dalam memperjuangkan hidup kaum marhaen kini tidak lagi terdengar. Ajaran yang mencakup sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi ini seolah tenggelam seiring berjalannya waktu.
Puti Guntur Soekarno, salah satu keturunan Presiden pertama RI itu meminta kepada seluruh rakyat Indonesia untuk kembali menggelorakan ajaran yang pernah menjadi landasan perjuangan pada masa perjuangan itu.
"Marhaenisme seringkali dianggap seperti barang antik. Marhaenisme menjadi seperti barang antik karena terjadi de-Soekarnoisasi. Kami ingin bangsa ini semakin jujur dalam menempatkan sejarah bangsanya," kata Puti dalam siaran pers yang diterima, Minggu (13/9/2015).
Menurut politikus PDI Perjuangan ini, perlu kesadaran untuk marhaen bersatu, berjuang, serta mampu menjalin solidaritas persatuan nasional dan kebutuhan pembacaan situasi geopolitik internasional.
"Kondisi marhaen hari ini mewajibkan kader marhaenis terpanggil bergerak memperjuangkan rakyat, bangsa dan negara," imbuhnya.
Aktivis Keluarga Besar Marhaenis Sulistyo menambahkan, tak hanya pemerintah namun masyarakat saat ini seharusnya kembali mendalami ajaran Marhaenisme Bung Karno yang bisa dijadikan salah satu pegangan dalam meningkatkan kesejahteraan.
"Saat ini kaum nasionalis mestinya menyadari bahwa pintu berjuang menanti karena pemerintah saat ini ingin memperjuangkan Trisakti yang itu adalah ajaran perjuangan Bung Karno," katanya.
Puti Guntur Soekarno Bicara tentang Marhaenisme
Marhaenisme sebagai ajaran Proklamator Soekarno dalam memperjuangkan hidup kaum marhaen kini tidak lagi terdengar. Ajaran yang mencakup sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi ini seolah tenggelam seiring berjalannya waktu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Tegar Arief
Editor : Bastanul Siregar
Topik
Konten Premium