Kabar24.com, JAKARTA -- Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Brigadir Jenderal Pol. Victor Edison Simanjuntak mengatakan dari penggeledahan perusahaan penggemukan sapi (feedloter) kemarin, feedloter menemukan ribuan sapi siap potong, tetapi dibiarkan.
Victor mengatakan berdasarkan temuan penyidik di tempat penggeledahan pertama yaitu feedloter PT. BPS ada 500 sapi, kemudian di tempat kedua PT. TUM terdapat sekitar 4.000 sapi siap potong.
"Itu tidak dilaksanakan atau dipotong dengan alasan tidak laku atau tidak ada pembelinya, ini kita lagi selidiki. Kami menduga ada yang niat menahan sapi-sapi itu," katanya di Bareskrim, Jakarta, Kamis (13/8/2015).
Terkait penggeledahan, sambung Victor, penyidik belum menetapkan tersangka. Namun, baru memeriksa para saksi dan pemilik perusahaan tersebut mengenai sapi yang tiba berapa, berapa yang sudah dikeluarkan, kenapa tidak dipotong.
"Nah ini akan dikroscek ke Kementan berapa jumlah alokasinya, kroscek ke Kemendag berapa yang disetujui? Lalu ke Bea Cukai berapa realisasi dari impornya," katanya.
Victor menambahkan berdasarkan Komisi Pengawas Persaingan Usaha seharusnya stok stok sapi tersebut cukup hingga Desember mendatang. "Kita cek di dua tepat itu lalu kita hitung-hitung ternyata perhitungan KPPU betul. Tapi ditahan sama dia [feedloter]."
Sehari sebelumnya, Bareskrim menggeledah perusahaan penggemukan sapi PT. BPS di Jalan Kampung Kelor No.33, Kecamatan Sepatan, Tangerang, Rabu (12/8/2015). Di lokasi penyidik menemukan sekitar 3.164 ekor sapi, terdapat 500 ekor sapi yang sudah memenuhi syarat untuk dijual atau dipotong. Namun tetap berada di peternakan.
Usai meninjau lokasi tersebut, penyidik kemudian memasang police line, mengamankan data dan dokumen terkait keluar masuknya sapi, serta memeriksa saksi dan pemilik. Adapun pemilikny adalah BH, PH, dan SH yang juga pemilik PT. TUM.
Pada kesempatan yang sama Bareskrim juga menggeledah PT. TUM.
Sebagai informasi, saat ini harga daging sapi di pasar Sumatra hingga Jawa Timur dilaporkan mencapai Rp120.000-Rp130.000 per kg, naik rata-rata 30% sejak sebelum lebaran.
Pemerintah dan kepolisian menduga lonjakan harga terjadi karena para feedloter menahan pasokan sapi sebagai tindakan memprotes keputusan pemerintah yang membatasi impor sapi bakalan kuartal III/2015 yaitu sebesar 50 ribu ekor.
Salah satu alasan pemerintah menekan kuota impor sapi bakalan kuartal III yaitu sikap importir yang selama ini dinilak tidak kooperatif dalam menjaga laju harga di pasar dengan menahan stok.